Purworejo, 07 Agustus 2025 Dalam rangka menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, meminta kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) agar zona hijau dan lahan produktif di wilayahnya terus dipertahankan. Hal ini disampaikan Luthfi saat Pencanangan Gerakan Masyarakat Pemasangan Tanda Batas (Gemapatas) 2025, di Kabupaten Purworejo, Kamis (7/8/2025).
Luthfi menjelaskan bahwa Jawa Tengah menjadi lumbung pangan nasional dan penyumbang 18,8 persen dari total produksi pangan nasional pada 2024. Oleh karena itu, menjaga lahan pertanian berarti menjaga masa depan pangan bangsa. “Kami ingin Jawa Tengah tetap menjadi ijo royo-royo, daerah subur yang memberi kontribusi nyata untuk ketahanan pangan nasional,” kata Luthfi.
Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid, memuji Jawa Tengah karena memiliki realisasi tertinggi secara nasional dalam melindungi lahan pertanian abadi atau LP2B, dengan angka 91 persen, jauh di atas target nasional sebesar 87 persen. “Jawa Tengah ini luar biasa. Masih surplus 4 persen dari target nasional. Banyak provinsi lain yang sudah lampu merah, tapi Jateng justru jadi contoh,” kata Nusron.
Nusron juga menyebut bahwa lahan pertanian di Jawa Tengah yang terjadi alih fungsi lahan merupakan salah satu yang paling rendah di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Jawa Tengah telah berhasil dalam menjaga lahan pertanian dan mempertahankan zona hijau.
Dengan demikian, Gubernur Jawa Tengah dan Menteri ATR/BPN sepakat bahwa menjaga lahan pertanian dan zona hijau sangat penting untuk ketahanan pangan nasional dan masa depan bangsa.[÷]