Yesus berkata, “Kamu telah mendengar yang difirmankan: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Namun, Aku berkata kepadamu: Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Matius 5:38-39
Klikberita.net Tahun ini aku mengikuti kursus yang mengajarkan cara mengantisipasi situasi-situasi berbahaya saat mengemudi agar menjadi pengemudi yang wawas diri dan berhati-hati. Kelasnya mencakup beberapa topik, salah satunya marah di jalan raya karena perilaku pengendara lain. “Apa yang Anda lakukan,” tanya instruktur kepadaku, “ketika ada perilaku pengendara lain di jalan yang membuat Anda marah?”
Aku ingat, sering kali pengendara membunyikan klakson, mendesakku agar menambah kecepatan; memotong jalur; atau berkendara terlalu dekat. “Tidak ada,” jawabku. “Aku tetap berkendara sebagaimana seharusnya.”
“Itu jawaban yang benar,” sahut instruktur. “Jangan terpancing. Tidak ada gunanya. Teruslah mengemudi.”
Aku merenungkan bahwa prinsip ini juga berlaku pada aspek lain hidupku. Menyulut amarah orang lain tidak ada gunanya. Dalam Kitab Matius, Yesus menasihati kita agar tidak membalas jika disakiti.
Dengan pemikiran itu, aku mendapati bahwa senyuman, anggukan ramah, pujian, lelucon, atau tidak bereaksi dapat meredakan situasi tegang. Cara kreatif apa lagi yang dapat kita temukan untuk “memberikan pipi lain”?
Pokok Pikiran:
Kemarahan dapat mereda ketika aku menolak ikut-ikutan.
Doa: Bapa kami semua, tolong kami menjadi teladan ketenangan dari kebaikan, kesabaran, dan belas kasih-Mu dalam segala situasi. Amin.
Doa Syafaat: Pengendara jarak jauh.
Penulis: Monica A. Andermann(New York, Amerika Serikat)
Sumber Saat Teduh