Pemuda Indonesia dan Pancasila: Membangun Masa Depan yang Lebih Damai

Pemuda Indonesia dan Pancasila: Membangun Masa Depan yang Lebih Damai

Spread the love

Surakarta, 28 Juni 2025 – Forum Pemuda Indonesia Raya (FPIR) menggelar diskusi publik bertajuk “Pancasila sebagai Paradigma Etis untuk Perdamaian Global” di Aula Balai Kota Surakarta pada Jumat, 27 Juni 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh Walikota Surakarta, Respati Ahmad Andrianto, dan tokoh pemuda nasional seperti M Natsir Sahib dan I Wayan Darmawan.

Dalam sambutan pembukaannya, Walikota Surakarta, Respati Ahmad Andrianto, menekankan bahwa Pancasila bukan hanya milik bangsa Indonesia, tapi juga berpotensi menjadi solusi etis bagi dunia yang terfragmentasi. Menurutnya, Pancasila dapat menjadi landasan bagi pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial yang universal.

“Pancasila bukan hanya milik bangsa Indonesia, tetapi juga memiliki potensi besar untuk menjadi solusi etis bagi dunia yang kini terfragmentasi. Nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial adalah fondasi kuat untuk membangun peradaban yang lebih damai dan manusiawi,” ujar Walikota Surakarta.

M Natsir Sahib, Tokoh Pemuda Santri, menekankan pentingnya peran aktif generasi muda dalam menghidupkan dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila. Beliau menyatakan bahwa pemuda Indonesia memiliki peran kunci dalam mewujudkan perdamaian global melalui diplomasi etis dan pengembangan nilai-nilai Pancasila.

“Kita, sebagai pemuda, memiliki tanggung jawab moral untuk terus menghidupkan dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila. Ini bukan hanya tentang identitas kebangsaan, tetapi juga tentang memberikan tawaran solusi bagi dunia yang sedang mencari arah,” tegas M Natsir Sahib.

Diskusi juga fokus pada strategi diplomasi etis Indonesia dalam menghadapi tata dunia baru yang penuh tantangan. FPIR menargetkan penyusunan dokumen akademik dan pernyataan sikap forum, serta rancangan “Deklarasi Pemuda Indonesia untuk Perdamaian Etis Dunia”.

“Berbagai aspek dibahas secara mendalam dalam sesi panel diskusi. Pembahasan mencakup bagaimana Pancasila dan teologi sosial dapat bersinergi untuk membangun perdamaian berbasis nilai, serta analisis mengenai fragmentasi nilai global yang dinilai sebagai ancaman serius terhadap keadaban dunia,” ungkap Theo Cosner, Presidium Nasional FPIR.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Road Show Kebangsaan FPIR keliling Indonesia, dengan Solo sebagai kota pertama yang didatangi. Diskusi ini diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata pemuda Indonesia dalam mewujudkan perdamaian global yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Peliput: Vickent Highlander
Editor: Romo Kefas

 

error: Content is protected !!