Tapanuli Utara – Gemuruh semangat konservasi terasa di Tapanuli Utara! Dalam rangka merayakan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) yang ke-80, Mahasiswa Pecinta Alam Tapanuli Utara (MAPALA Taput) berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Taput menggelar aksi nyata penuangan eco enzym ke Sungai Aek Ristok, Kamis (09/10/2025). Aksi ini bukan sekadar seremonial, tapi bukti konkret kepedulian terhadap kelestarian lingkungan, khususnya ekosistem perairan yang vital bagi masyarakat Taput.
Bupati Tapanuli Utara, Drs. Nikson Nababan, M.Si, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, menyatakan dukungannya penuh terhadap inisiatif anak muda ini. “Saya sangat mengapresiasi MAPALA Taput yang telah berinisiatif melakukan aksi nyata ini. Ini adalah contoh yang baik bagaimana generasi muda dapat berkontribusi positif bagi daerahnya,” ujarnya dengan penuh semangat. Kehadiran dan dukungan langsung dari Bupati Nikson Nababan semakin membakar semangat para peserta untuk terus berbuat yang terbaik bagi lingkungan.
Kegiatan ini bermula dari undangan resmi Sekretariat Daerah Kabupaten Tapanuli Utara kepada MAPALA Taput. Gayung bersambut, MAPALA Taput menjadikan momen ini sebagai program utama tahunan mereka, fokus pada aksi nyata pelestarian lingkungan. “Kami sangat antusias menerima undangan ini. Ini adalah kesempatan emas bagi kami untuk menunjukkan bahwa MAPALA Taput tidak hanya berteori, tetapi juga turun langsung ke lapangan untuk menjaga lingkungan,” ungkap Kamerad Joy Ragil Sentana Sinaga, Ketua MAPALA Taput, dengan nada bersemangat.
Eco Enzym: Senjata Ampuh untuk Sungai yang Sehat
Eco enzym, cairan ajaib hasil fermentasi limbah organik seperti sisa buah dan sayuran, menjadi andalan dalam aksi ini. Cairan ini kaya akan enzim dan mikroorganisme yang mampu mengurai limbah organik, menetralkan air dari polusi, serta memperbaiki kualitas tanah dan ekosistem perairan. Lebih dari itu, eco enzym juga memiliki segudang manfaat dalam pertanian organik dan pengelolaan limbah rumah tangga.
Sungai Aek Ristok dipilih sebagai lokasi penuangan eco enzym karena kondisinya yang memprihatinkan akibat pencemaran. Meski baru pertama kali dilakukan, aksi ini menunjukkan semangat kemandirian MAPALA Taput dalam memberikan kontribusi nyata bagi perubahan positif di lingkungan sekitar.
“Eco enzym ini sangat penting untuk menetralkan air Sungai Aek Ristok dari kelebihan bahan organik dan menjaga keseimbangan ekosistem air di dalamnya. Kami berharap, aksi kecil ini dapat memberikan dampak besar bagi kelestarian sungai ini,” jelas Kamerad Joy Ragil Sentana Sinaga dengan penuh harap.
Solidaritas dan Kerja Keras Tim MAPALA Taput
Kegiatan ini melibatkan seluruh wakil ketua bidang MAPALA Taput, masing-masing menjalankan peran krusial. Bidang Lingkungan Hidup bertanggung jawab atas koordinasi teknis di lapangan, memastikan penuangan eco enzym berjalan lancar dan efektif. Bidang Kegiatan dan Konservasi mengatur jalannya aksi, memastikan semua peserta terlibat aktif dan memahami tujuan kegiatan. Bidang Humas bertugas mengelola komunikasi dan publikasi kegiatan, menyebarkan informasi positif kepada masyarakat luas. Dan Bidang Dokumentasi, yang dipimpin oleh Nissi Esra Sihombing, mengumpulkan data, mendokumentasikan visual, serta menyusun laporan kegiatan.
Dengan mengusung semangat “Berdikari, Peduli, dan Lestari,” MAPALA Taput membuktikan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Aksi penuangan eco enzym ini bukan hanya menjadi perayaan simbolis HUT ke-80 Taput, tetapi juga momentum kolaborasi yang berdampak antara generasi muda dan pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, dan berkelanjutan.
Nissi Esra Sihombing: Jurnalis Muda yang Peduli Lingkungan
Kegiatan ini diliput langsung oleh Nissi Esra Sihombing, mahasiswa Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung, Program Studi Manajemen Pendidikan Kristen, sekaligus Kabid Dokumentasi MAPALA Taput. Melalui tulisan dan liputannya, Nissi tidak hanya mendokumentasikan kegiatan, tetapi juga menjadi bagian dari generasi muda yang peduli terhadap pelestarian lingkungan di Kabupaten Tapanuli Utara.
Jurnalis: Charles
Editor: Romo Kefas