Kota Bekasi – Kementerian Pekerjaan Umum (Kemenpu) menyelenggarakan Puncak Peringatan Hari Habitat Dunia & Hari Kota Dunia (HHD-HKD) di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 Panghudi Luhur, Bekasi Timur, pada Senin (27/10).
Mengusung tema global Urban Crisis Response, HHD-HKD tahun ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk aktif mengatasi berbagai krisis perkotaan, mulai dari kemacetan, banjir, hingga masalah sampah, melalui kampanye “Aksi Pilah Sampah menuju Indonesia Bersih, Indonesia Sehat: Kota Cerdas yang Manusiawi.”
Acara ini menjadi wadah refleksi atas kondisi perkotaan dan hak setiap individu untuk tinggal di lingkungan yang layak. Menteri Kemenpu, Doddy Hanggodo, bersama jajaran Direktur Jenderal (Dirjen) Kemenpu, dan Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, hadir untuk memperkuat sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota dalam mewujudkan kota yang bersih dan nyaman ditinggali.
Pemilihan SRMA 13 Panghudi Luhur sebagai lokasi acara merupakan upaya untuk mengajak siswa-siswi menumbuhkan kesadaran akan pentingnya memilah sampah dan memberikan wadah bagi mereka untuk berkontribusi pada perubahan positif bagi lingkungan.
Acara ini juga menghadirkan influencer ternama di bidang lingkungan, Luna Maya dan Pandawara Group, untuk menginspirasi dan mempromosikan kampanye “Memilah Sampah dari Sumbernya”.
Menteri PU, Doddy Hanggodo, menyampaikan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dengan timbunan sampah yang mencapai lebih dari 68 juta ton per tahun sejak 2021. Untuk mengatasi masalah ini, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dengan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) masih menjadi solusi yang relevan.
“Kota-kota besar di Jabodetabek, Bandung, dan Bali menghasilkan sampah hingga 1.000 ton per hari, sehingga memerlukan proyek Waste To Energy. Namun, karena tidak semua kota menghadapi masalah serupa, pemanfaatan TPS3R tetap menjadi langkah yang efektif. Proyek Waste To Energy atau Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) melibatkan berbagai pihak dan membutuhkan perencanaan yang matang, sehingga memerlukan waktu implementasi yang lebih panjang,” jelas Menteri Doddy.
Menyadari tingginya volume sampah dan kondisi TPST Bantargebang yang semakin mengkhawatirkan, Pemerintah Kota Bekasi berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan lestari.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menegaskan komitmen Pemerintah Kota Bekasi untuk terus menjadi pelopor dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan melalui berbagai langkah konkret, termasuk pengurangan penggunaan plastik dan penghematan energi di lingkungan perkantoran.
“Pertama, seluruh ASN Pemkot Bekasi wajib menggunakan tumbler setiap hari, dan kami tidak lagi menyediakan air minum kemasan saat rapat. Kedua, kami mendorong setiap Kecamatan dan Kelurahan untuk menggalakkan aksi pilah sampah dari rumah tangga dan menghidupkan kembali Bank Sampah di wilayah masing-masing. Terakhir, kami menerapkan efisiensi jam kerja di kantor, mulai pukul 07.00 hingga maksimal pukul 17.00, untuk menghemat penggunaan listrik dan mencegah pemborosan energi,” pungkas Tri Adhianto.
Jurnalis: Vicken Highlightlander
Editor: Romo Kefas

