Jakarta, 24 Desember 2025 – Udara di Grati, Pasuruan, terasa tegang namun penuh semangat keberanian! Selasa lalu (23/12), Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayjen TNI Susilo, Irdivif, bersama Asisten Kasdivif 2 Kostrad, meninjau langsung latihan terjun mandiri Satuan Jajaran (Satjar) Divif 2 Kostrad – dengan titik krusial yang dikenal paling berbahaya: terjun malam.
Minimnya cahaya, jarak pandang terbatas, dan cuaca yang tidak menentu menjadikan terjun malam sebagai ujian sesungguhnya bagi mental dan nyali prajurit – sesuai dengan standar pelatihan tempur yang diatur dalam Undang-Undang TNI Nomor 3 Tahun 2002 yang menekankan kesiapan di berbagai kondisi. Prajurit dituntut mengandalkan disiplin, insting, dan kepercayaan pada ilmu yang diajarkan – karena kesalahan kecil bisa berakibat fatal, membuat prosedur keselamatan menjadi harga mati.
Mayjen TNI Susilo menekankan bahwa latihan ini bukan cuma soal keterampilan teknis, tapi membentuk prajurit yang tangguh. “Dengan terjun malam, kita harapkan mereka semakin siap menghadapi tantangan operasi apa pun – baik siang maupun malam,” tegasnya di lapangan.
Salah satu peserta, Lettu Cku Dominiave Zefanya, tidak menyembunyikan rasa deg-degan yang dipadu kegembiraan. “Penerjunan malam sangat menantang – minim penglihatan, harus fokus insting bertahan hidup di udara! Menakutkan tapi ingin melakukannya lagi!” ujarnya dengan senyum bangga, mencerminkan semangat keberanian para prajurit.
(Ditulis oleh: Vicken Highlanders | Diedit oleh: Romo Kefas)

