Jakarta, klikberita.net – Partai Golkar kembali menyuarakan dukungannya agar Soeharto, Presiden ke-2 RI, dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Ketua DPP Partai Golkar, Nurul Arifin, dengan lantang menyatakan bahwa jasa-jasa Soeharto dalam menjaga stabilitas nasional dan meletakkan fondasi pembangunan ekonomi Indonesia adalah fakta yang tak terbantahkan.
“Partai Golkar all-out mendukung penganugerahan gelar kepahlawanan untuk Pak Harto!,” tegas Nurul Arifin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/10/2025). “Beliau adalah sosok yang berjasa besar dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan, serta meletakkan dasar pembangunan ekonomi yang membawa Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Kita tidak bisa menutup mata terhadap fakta sejarah bahwa selama kepemimpinannya, Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Asia Tenggara.”
Menurut Nurul Arifin, Soeharto adalah figur sentral dalam sejarah modern Indonesia yang berhasil membawa negeri ini menuju era pembangunan. Selama 32 tahun memimpin (1967-1998), Soeharto terbukti berhasil membangun infrastruktur secara masif, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan rata-rata impresif 7% per tahun pada periode 1970-an hingga 1990-an, dan mencapai swasembada beras pada era 1980-an.
“Sebagai bukti pengakuan negara atas jasa-jasa beliau, Soeharto dianugerahi gelar ‘Bapak Pembangunan’ yang tertuang dalam Tap MPR Nomor IV/MPR/1978,” imbuh Nurul Arifin, dengan nada bangga.
Dukungan ini bukan hal baru bagi Golkar. Jauh sebelumnya, Bambang Soesatyo, yang kini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Golkar, sudah lebih dulu mengusulkan agar Soeharto mendapat gelar pahlawan saat menjabat Ketua MPR RI. Hal ini menunjukkan komitmen kuat Golkar untuk menghargai jasa-jasa para pemimpin bangsa.
Saat ini, Menteri Sosial Saifullah Yusuf telah menyerahkan berkas berisi 40 nama calon pahlawan nasional kepada Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) Fadli Zon pada Selasa (21/10/2025).
“Usulan ini berisi nama-nama yang telah melalui proses pembahasan yang panjang dan mendalam. Ada yang memenuhi syarat sejak beberapa tahun lalu, dan ada pula yang baru diputuskan tahun ini,” jelas Saifullah Yusuf, memberikan gambaran tentang ketelitian proses seleksi.
Selain Soeharto, nama-nama lain yang masuk daftar usulan cukup beragam, mencerminkan keberagaman tokoh yang berjasa bagi bangsa. Ada Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, aktivis buruh Marsinah, ulama Syaikhona Muhammad Kholil, KH Bisri Syansuri, KH Muhammad Yusuf Hasyim, hingga dua jenderal legendaris M Jusuf dan Ali Sadikin.
Fadli Zon sendiri memastikan bahwa semua nama yang diajukan akan ditelaah dengan seksama dan objektif. “Rencananya, dalam waktu dekat kami akan bersidang bersama Tim Dewan Gelar untuk membahas usulan-usulan ini secara komprehensif. Dewan Gelar akan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kontribusi positif bagi bangsa dan negara, serta catatan sejarah yang relevan,” ungkap Fadli Zon, menjamin proses yang transparan dan bertanggung jawab.
Proses seleksi akhir ini akan menentukan apakah nama Soeharto akan sejajar dengan para pahlawan nasional lainnya. Akankah jasa-jasa Soeharto dalam membangun Indonesia diakui secara resmi oleh negara, ataukah kontroversi seputar masa pemerintahannya akan menjadi pertimbangan yang lebih kuat? Kita tunggu saja!
(Reporter: Hervin | Editor: Romo Kefas)

