ROMO KEFAS: TOLERANSI SEPERTI KOPI BOGOR – HARUS DICAMPUR DENGAN BENAR UNTUK ENak

ROMO KEFAS: TOLERANSI SEPERTI KOPI BOGOR – HARUS DICAMPUR DENGAN BENAR UNTUK ENak

Spread the love

Bogor, 28 Desember 2025 – Di cafe sederhana di Jalan Pajajaran, Romo Kefas duduk santai sambil menikmati kopi. Tanpa basa-basi, dia membahas toleransi dengan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti – tanpa filosofi yang terlalu rumit.

“Kopi Bogor kalau cuma bubuk aja gak ada artinya. Harus dicampur air hangat, dikocok pas – baru enak. Begitu juga toleransi,” katanya, senyum ramah. “Tidak perlu bikin hal rumit, cuma perlu saling menghargai dan berkomunikasi dengan benar.”

Romo Kefas menekankan bahwa kebebasan beragama yang tertuang di UUD 1945 harus hidup di tengah masyarakat. “Setiap orang bebas menjalankan ibadah, tidak peduli agama apa. Di Bogor juga banyak yang berdampingan – masjid, gereja, pura – semuanya aman dan damai.”

Dia menambahkan: “Yang penting, kita tidak memaksakan keyakinan ke orang lain. Seperti ketika minum kopi – ada yang suka manis, ada yang suka pahit – semuanya boleh, asalkan nyaman sendiri.”

Menanggapi putusan MK tentang pendidikan dasar gratis, Romo Kefas menyambut baiknya tapi menekankan pada mutu. “Akses pendidikan yang luas bagus, tapi jangan lupa ajarkan anak-anak tentang saling menghargai budaya dan agama yang berbeda.”

Data survei IPMJB Juli 2025 menunjukkan 23,8% siswa SMA di Jabar kurang kenal makna gotong royong dalam konteks lokal. “Ini yang jadi perhatian. Ajarkan mereka tentang budaya Sunda, Betawi, Minangkabau – biar mereka tahu Indonesia itu beragam tapi satu. Bisa aja dengan cara sederhana, kayak berbagi makanan tradisional di sekolah.”

Sebagai penggiat budaya, dia yakin budaya bisa mempererat hubungan. “Budaya kita banyak banget – tarian jaipong, saman, cerita rakyat. Gunakan itu sebagai jembatan, bukan buat memisahkan orang.”

“Di Bogor juga sering ada acara budaya yang diikuti semua kalangan. Itu yang baik – semua orang berkumpul, bersenang-senang, tanpa peduli dari mana.”

Saat mengakhiri obrolan, Romo Kefas memberikan pesan sederhana: “Membangun toleransi tidak perlu mulai dari yang besar. Mulai dari diri sendiri – saling sapa tetangga, minum kopi bersama, bantu satu sama lain ketika ada masalah.”

“Kita semua tinggal di tanah yang sama. Seperti kopi Bogor yang enak karena dicampur dengan benar, masyarakat juga akan damai kalau kita saling menghargai. Itu yang paling penting.”

(**)

error: Content is protected !!