Suasana Khidmat Ibadah Jumat Agung Yang di Gelar Oleh GBI Batu Penjuru

Suasana Khidmat Ibadah Jumat Agung Yang di Gelar Oleh GBI Batu Penjuru

Spread the love

Jakarta – Perayaan Jumat Agung dalam rangkaian ibadah Jumat Agung yang diselenggarakan oleh GBI Batu Penjuru bertempat  di AUDITORIUM GEDUNG ACS, JAKARTA TIMUR, berlangsung khidmat. Sejumlah jemaat memadati lokasi Ibadah

Pantauan awak media  di lokasi, Jumat (18/42025), para jemaat mulai berdatangan sejak pukul 09.00 WIB. Sebelum masuk, lokasi  panitia  tampak melakukan pengecekan karena animo jemaat sangat antusias dan bersemangat untuk mengikuti Ibadah Jumat Agung ini, di karenakan kapasitas gedung di perkirakan hanya menampung sekitar 450 an Orang maka Pihak Panitia memberlakukan jemaat harus mendaftar terlebih dahulu, itupun kehadiran jemaat menurut data panitia yang hadir cukup memadati lokasi dengan jumlah 585 orang jemaat.

Menurut Ketua Panitia Diaken Priscilla Irawan, S.Pd yang diwawancara oleh media mengatakan bahwa yang cukup berbeda dari Ibadah Jumat agung tahun 2025 adalah karena ini adalah Ibadah gabung yang dilaksanakan dari 4 Gereja yang bernaung di bawah Gereja GBI Batu Penjuru, adapun gereja tersebut adalah ;

  1. GBI Batu Penjuru (induk)
  2. GBI Batu Penjuru Perazim
  3. GBI Batu Penjuru Covenant
  4. GBI Batu Penjuru Shekinah Glory

Lebih lanjut, Priscilla mengatakan Tema pelaksanaan ibadah jumat agung kali ini mengangkat tema  KITA ADALAH SATU (YOHANES 17:21), ucapnya kepada media pada Jumat [18/04]

Ibadah Pembukaan yang dimulai dengan doa oleh Pdt Wisnu Stephanus Elias (Gembala Senior) yang kemudian disambung oleh puji – pujian dengan WL Pdm Christian Irawan, S.Th dengan diiringin

Pembicara 1 Pdm Nany Tan Elias,S.Th

Yang memang terasa cukup unik dari ibadah Jumat Agung yang di laksanakan oleh GBI Batu Penjuru Tahun 2025 adalah menampilkan 4 pembicara dalam menyampaikan pesan Tuhan dalam Ibada Jumat Agung ini, adapun pembicara tersebut adalah ; Pdm Nany Tan Elias, S.Th (Gembala GBI Batu Penjuru Induk), Pdt. Tan Djuniaidi Pramono, SE, MA (GBI Batu Penjuru Perazim) Pdm Ergina Gracia, SE (GBI Batu Penjuru Covenant) dan yang terakhir Pdt Johan Kristianto, S.Th (GBI Batu Penjuru Shekinah Glory) dan  setiap khotbah selesai disampaikan oleh pembicara, persembahan penampilan dari anggota jemaat dari perwakilan 4 Gereja tersebut.

Pembicara 2 Pdt Tan Djunaidi Pramono,S.E.,M.A

Acara berjalan dengan penuh khidmat yang dilanjutkan dengan sakramen perjamuan kudus yang di pimpin oleh Pdt Eri S Elias, M.A.,M.Th.

Pembicara 3 Pdm Ergina Gracia, S.E

Seperti kita ketahui bahwa dalam peringatan Jumat Agung, umat Kristiani mengenang peristiwa pengorbanan Yesus yang rela menderita dan wafat di kayu salib sebagai penebus dosa-dosa manusia. Peristiwa ini menjadi puncak dari misi Yesus selama hidup-Nya di dunia, yang menjadikan hari tersebut disebut “Agung”.

Penyaliban Yesus terjadi di Bukit Golgota, setelah sebelumnya Ia ditangkap di Taman Getsemani tak lama usai mengadakan Perjamuan Terakhir bersama para murid-Nya peristiwa yang kini dikenal sebagai Kamis Putih. Yesus kemudian dibawa ke hadapan Pontius Pilatus, gubernur Romawi di wilayah Yudea, dan dijatuhi hukuman mati dengan disalibkan.

Pembicara 4 Pdt Johan Kristianto, S.Th.

Bagi umat Kristiani, kematian Yesus bukan sekadar akhir dari hidup-Nya, melainkan wujud kasih dan pengorbanan Tuhan demi menyelamatkan umat manusia. Maka dari itu, meski peristiwa Jumat Agung sarat dengan penderitaan, hari ini tidak dipandang sebagai saat berduka, melainkan sebagai momen yang sarat makna cinta dan pengharapan.

Panitia TIM DOA

Alkitab mencatat bahwa setelah wafat, Yesus dimakamkan, dan pada hari ketiga Ia bangkit dari kematian kebangkitan inilah yang kemudian dirayakan sebagai Hari Paskah, yang jatuh pada hari Minggu.

Panitia Tim Konsumi

Paskah sendiri bermakna kebangkitan dan kemenangan, berbeda dengan Jumat Agung yang berfokus pada pengorbanan dan wafat-Nya. Mengacu pada penjelasan dari Kementerian Agama Republik Indonesia, Jumat Agung bukan hanya sekadar langkah menuju Paskah.

Sebaliknya, Jumat Agung adalah inti dari Paskah itu sendiri. Sebab, tanpa adanya penderitaan dan kematian Yesus di kayu salib, tidak akan pernah ada peristiwa kebangkitan yang penuh kemenangan di Hari Paskah.

Karena itu, Jumat Agung menjadi momen refleksi yang mendalam bagi umat Kristiani untuk merenungkan kembali arti kasih, pengorbanan, dan pengampunan yang telah ditunjukkan Yesus melalui sengsara dan wafat-Nya.

Di hari yang penuh makna ini, umat biasanya mengikuti ibadah khusus yang berlangsung dalam suasana hening dan khidmat. Dalam ibadah tersebut, jemaat diajak untuk mengenang secara rohani perjalanan Yesus menuju salib, merenungi penderitaan-Nya, serta meneguhkan iman bahwa pengorbanan itu bukanlah sia-sia, melainkan menjadi jalan keselamatan bagi umat manusia.

Pdt Eri S Elias, M.A.,M.Th berserta Keluarga

Melalui peringatan Jumat Agung, umat Kristiani diingatkan untuk meneladani sikap Yesus dalam kehidupan sehari-hari, rendah hati, penuh kasih, sabar dalam penderitaan, dan setia dalam iman. Sebab pengorbanan Kristus bukan hanya kisah masa lalu, melainkan pesan abadi yang terus hidup dalam hati para pengikut-Nya.

error: Content is protected !!