Mimika – Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Mimika, Abdullah Rahman Bugis, menyatakan sikap tegas terkait gangguan layanan internet yang telah terjadi selama lebih dari satu pekan di wilayah Papua Tengah, khususnya Kabupaten Mimika.
Dalam keterangannya kepada media, Jumat (22/08/2025), Abdullah menilai gangguan tersebut sebagai bentuk kelalaian serius dari pihak Telkomsel dan Grapari di Mimika. Menurutnya, kondisi ini berdampak langsung terhadap berbagai aspek penting kehidupan masyarakat, mulai dari pelayanan publik, transaksi keuangan digital, hingga komunikasi sehari-hari.
“Saya meminta kepada Telkomsel agar segera menyikapi dinamika gangguan internet ini. Masyarakat sudah sangat resah. Aktivitas pelayanan publik dan transaksi berbasis internet terganggu, dan sampai saat ini belum ada kejelasan konkret dari pihak Telkomsel maupun Grapari Mimika,” tegas Abdullah.
Ia juga mempertanyakan pertanggungjawaban Telkomsel atas kerugian yang dialami masyarakat, termasuk pengguna yang telah membeli pulsa dan membayar layanan internet dalam jumlah besar namun tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya.
“Apakah akan ada kompensasi atau dispensasi dari Telkomsel? Ini bukan soal permintaan maaf belaka. Kami menuntut pernyataan resmi dan transparansi kepada publik,” tambahnya.
PMII Mimika, lanjut Abdullah, mendesak agar pimpinan Telkomsel Mimika segera memberikan klarifikasi terbuka kepada masyarakat. Bila tuntutan ini tidak dipenuhi dalam waktu dekat, PMII menyatakan siap menggelar aksi turun ke jalan dan mendatangi langsung kantor Telkomsel dan Grapari di Mimika sebagai bentuk protes atas buruknya kinerja manajemen perusahaan BUMN tersebut.
“Jika tidak ada pernyataan resmi dalam waktu dekat, kami akan melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk perlindungan terhadap hak-hak masyarakat. Telkomsel harus bertanggung jawab secara institusional,” tutupnya.