KOTA BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam upaya pencegahan HIV/AIDS. Hal ini ditegaskan Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, saat menerima audensi Komisi Penanggulangan AIDS/HIV (KPA) Kota Bekasi di ruang rapat Wakil Wali Kota Bekasi, Komplek Pemkot Bekasi, Senin (15/9).
Abdul Harris Bobihoe menyatakan bahwa HIV/AIDS menjadi perhatian serius pemerintah daerah. “Penanganan penyakit menular tidak bisa hanya mengandalkan intervensi medis, tetapi perlu dukungan seluruh elemen masyarakat,” ujarnya. Ia menekankan peran penting tokoh masyarakat dalam memberikan pemahaman bahwa perilaku berisiko seperti seks bebas harus dihindari.
“Para tokoh dan seluruh lapisan masyarakat bisa memberikan pemahaman bahwa perilaku berisiko seperti seks bebas harus dihindari. Sementara tokoh masyarakat diharapkan ikut menyebarkan informasi sehat serta mengurangi stigma terhadap penderita HIV,” kata Wakil Wali Kota.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS rutin memantau perkembangan penyakit menular dan tidak menular, dengan langkah preventif dan penanganan lanjutan untuk setiap laporan kasus. Abdul Harris Bobihoe menilai edukasi dengan pendekatan moral dan religius sangat relevan bagi Kota Bekasi.
“Bekasi adalah kota yang berkomitmen menjaga nilai-nilai religius. Maka peran tokoh agama dalam isu kesehatan, khususnya HIV, menjadi sangat penting,” katanya. Strategi ini bertujuan menekan jumlah kasus dan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, keluarga, dan lingkungan.
“Kalau kesadaran itu tumbuh di masyarakat, maka generasi mendatang bisa terlindungi dari ancaman HIV/AIDS,” pungkas Abdul Harris Bobihoe.
Jurnalis: Vicken Highlightlander
Editor: Romo Kefas