CJIBF 2024, Calon Investor Kesengsem Investasi Energi Terbarukan

CJIBF 2024, Calon Investor Kesengsem Investasi Energi Terbarukan

Spread the love

BATANG – Sejumlah calon investor di ajang Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2024, mengaku tertarik menanam modal pada sektor energi terbarukan. Melihat hal itu, Pemprov Jateng menawarkan 17 peluang investasi yang sebagian besar bidang ramah lingkungan.

Dihelat di Balai Riung Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Selasa (29/10/2024), ajang itu dihadiri sejumlah calon investor dan perwakilan negara sahabat, serta komunitas bisnis mancanegara. Di antaranya, Swiss-Indonesia Chamber of Commerce, Kedutaan Singapura, Kedutaan Filipina, Konsulat India, Malaysia External Trade Development, dan Kedutaan Inggris.

Sekretaris Bidang Perekonomian Kedutaan Singapura, Kok Chun Hong mengatakan, pihaknya tengah mencari peluang investasi di Jawa Tengah. Berdasarkan pengalamannya, penanaman modal di Jateng sangat menjanjikan.

“Investasi di Kendal sedang berlangsung dan tiap tahun bertumbuh. Kesempatan penanaman modal di Jateng sangat tinggi, dan mempererat kolaborasi dua negara,” ujarnya.

Ia mengatakan, melalui CJIBF 2024 pihaknya melihat berbagai peluang penanaman investasi lebih lanjut. Kok Chun menyebut, peluang investasi di Jateng juga disesuaikan dengan kebijakan pemerintahan baru Singapura.

Hal senada dikatakan Sekretaris Bidang Ekonomi Kedutaan Filipina, Glen Joseph Teh. Menurutnya, peluang kerja sama di Jateng sangat terbuka.

“Kami belum memiliki ikatan investasi di Jateng. Namun dari komunitas investor Filipina di sini, kami mendengar berbagai hal baik, yang memungkinkan peluang kerja sama,” paparnya.

Menurutnya, investasi di bidang energi terbarukan, menjadi perhatian lebih dari Filipina.

“Kami telah berbicara dengan sejumlah sektor, mulai dari energi terbarukan, manufaktur, panas bumi yang menarik perhatian kami. Salah satu yang terbesar adalah peluang investasi rumah sakit ramah lingkungan, di mana kami telah melakukan pembicaraan,” imbuhnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Dwi Saiful Noor Hidayat membenarkan hal tersebut. Ia mengaku telah berbicara dengan sejumlah investor terkait peluang kerja sama pembangunan “green hospital“.

Green hospital di wilayah selatan Kabupaten Semarang dengan lahan yang luas, limbah didaur ulang dan memanfaatkan energi biosolar. Kami sudah berbicara dengan beberapa calon investor, di antaranya dari India, Filipina, dan Singapura. Nanti juga ada wawancara dari Malaysia dan Qatar,” jelasnya, yang juga Pelaksana Tugas Kepala DP3AKB Kabupaten Semarang.

Ia menjelaskan, nilai investasi Green Hospital Kabupaten Semarang ditaksir Rp350 miliar.

Sebagai informasi, beberapa investasi “hijau” yang ditawarkan pada ajang CJIBF di antaranya Pembangkit Minihidro Banjaran di Banyumas, pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kabupaten Semarang dan Magelang. Ada juga bahan bakar dari sampah atau Waste to Refuel Derived Fuel di Grobogan. [R_KFS74D]

error: Content is protected !!