Forex Bukan Judi, Tapi Bisnis Analitis – Diskusi Jogja Dorong Literasi Keuangan Lintas Sektor

Forex Bukan Judi, Tapi Bisnis Analitis – Diskusi Jogja Dorong Literasi Keuangan Lintas Sektor

Spread the love

Yogyakarta, 04 Desember 2025 – Para pakar multidisiplin, entrepreneur, dan rohaniawan berkumpul untuk membahas urgensi literasi keuangan masyarakat dalam diskusi finansial bertajuk “Ruang Tamu Jogja Istimewa” di Baciro, Kota Yogyakarta, Selasa (3/12/2025). Tantangan ekonomi yang semakin berat membuat masyarakat rentan terhadap iming-iming keuntungan besar dari bisnis investasi, sehingga mereka mudah menjadi korban penipuan finansial yang merajalela.

Diskusi yang dipandu oleh Pulung W Pinto dari HP Management dibuka dengan sharing dari Bambang Sugiarto, SE, SIP, MM – seorang pakar finansial pasar dan wakil pialang berjangka yang memiliki izin dari Bappebti. Wakil pialang berjangka sendiri adalah individu WNI yang memenuhi syarat pendidikan formal, lulus ujian profesi Bappebti, dan memiliki rekam jejak baik untuk melaksanakan sebagian fungsi pialang berjangka.

Para narasumber lain yang hadir antara lain Prof. Dr. Triyono Bramantyo (Guru Besar Musik ISI), Prof. Dr. Sutrisna Wibawa (Ketua Dewan Pendidikan DIY), Dr. Haryadi Baskoro (Pakar Keistimewaan DIY), entrepreneur muda Yosafat Arif (yang datang dari Boyolali), Suharmanto (Pembina Yayasan Kiwari dan Pesantren Ma’rifatullah), serta Pdt. Arief Arianto.

Bambang Sugiarto yang berpengalaman trading forex selama 20 tahun menekankan bahwa peningkatan literasi keuangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan perlu kolaborasi lintas sektor. “Masyarakat perlu dibekali pemahaman praktis, bukan sekedar teori. Kita ingin mereka mampu mengatur keuangan keluarga, memahami investasi yang aman, dan mengindari jebakan investasi ilegal serta bodong,” ujarnya. Ia juga menjelaskan bahwa trading forex pada dasarnya adalah jual beli valas online untuk mendapatkan keuntungan dari selisih nilai tukar – bukan judi, melainkan bisnis rasional yang berbasis analisis logis dengan pengelolaan risiko yang cermat.

Sementara itu, Pdt. Arief Arianto mengingatkan tentang bahaya obsesi keuntungan instan. “Akar segala kejahatan adalah cinta uang,” tegasnya, menekankan pentingnya kehati-hatian agar tidak tergiur iming-iming bohong.

Penulis: Pulung W Pinto | Editor: SHN | Foto: Istimewa

error: Content is protected !!