Klikberita.net “Ketika kita menjadi anak Tuhan, kita diharapkan untuk hidup sesuai dengan Firman-Nya. Namun, apakah kita benar-benar melakukannya? Atau kita hanya sekedar mengaku sebagai anak Tuhan, tapi hidup kita masih dikendalikan oleh keinginan dunia? Mari kita renungkan sejenak…
Sebagai anak Tuhan, kita memiliki tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Seperti yang tertulis dalam Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Bayangkan kita sedang berada di atas kapal yang sedang karam, dan kita berteriak meminta pertolongan, tapi kita tidak mau melemparkan jangkar keselamatan yang ditawarkan oleh Tuhan. Kita lebih memilih untuk tetap berada di kapal yang karam itu, walaupun kita tahu bahwa itu akan membawa kita ke dalam kehancuran. Begitu juga dengan hidup kita, jika kita tidak mau menerima keselamatan dan petunjuk dari Tuhan, kita akan tenggelam dalam lautan dosa dan kehilangan tujuan hidup kita. Seperti yang tertulis dalam 1 Timotius 4:10, “Sebab untuk itulah kita bekerja keras dan berjuang, karena kita telah menaruh pengharapan kita pada Allah yang hidup, yang adalah Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.”
Tapi, apa yang membuat kita begitu? Apakah kita takut untuk menjadi berbeda? Atau kita memang tidak yakin dengan iman kita?
Kita perlu ingat bahwa sebagai anak Tuhan, kita memiliki kekuatan untuk membuat pilihan yang tepat. Kita dapat memilih untuk mengikuti Firman Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Seperti yang tertulis dalam Filipi 4:13, “Segala sesuatu dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
Jadi, mari kita berani untuk menjadi berbeda. Mari kita berani untuk mengikuti Tuhan dengan segenap hati. Jangan biarkan dunia menentukan jalan hidup kita, tapi mari kita tentukan sendiri jalan hidup kita dengan mengikuti Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Galatia 2:20, “Aku sudah disalibkan dengan Kristus, tetapi aku masih hidup; tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”
Oleh Romo Kefas