Ibadah Bersama Jemaat Gereja Waiheru, Rutan Ambon Teguhkan Iman Warga Binaan

Ibadah Bersama Jemaat Gereja Waiheru, Rutan Ambon Teguhkan Iman Warga Binaan

Spread the love

Ambon – Suasana haru dan penuh keteduhan menyelimuti Gereja Ebenhazer yang berada di lingkungan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Ambon saat warga binaan mengikuti ibadah bersama jemaat Gereja Waiheru, Sabtu (09/08/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan kepribadian melalui pendekatan spiritual, yang rutin dilaksanakan untuk membangun mental dan rohani warga binaan.

Ibadah yang berlangsung dengan khusyuk ini dipimpin langsung oleh pendeta Yos Tomatala dan tim pelayanan Gereja Waiheru. Dalam suasana penuh kekeluargaan, para warga binaan larut dalam pujian, penyembahan, serta mendengarkan khotbah yang sarat akan pesan pengharapan dan pertobatan.

Kepala Rutan Ambon, Ferdika Canra, menegaskan bahwa pembinaan spiritual menjadi salah satu pilar utama dalam proses reintegrasi sosial warga binaan.

“Melalui ibadah seperti ini, kami ingin memperkuat sisi rohani warga binaan, agar mereka memiliki dasar iman yang kuat dalam menjalani masa hukuman dan kelak kembali ke masyarakat. Gereja Ebenhazer bukan hanya tempat ibadah, tapi juga tempat pemulihan,” jelas Ferdika.

Kehadiran jemaat Gereja Waiheru disambut hangat oleh warga binaan. Mereka tak hanya melayani dalam bentuk khotbah dan pujian, tetapi juga membangun dialog spiritual yang menyentuh dan memberi motivasi.

Pendeta Yos Tomatala dalam pesannya menyampaikan bahwa kasih Tuhan tidak dibatasi oleh tembok penjara.

“Tidak ada yang terlalu rusak untuk diperbaiki oleh kasih Tuhan. Setiap pribadi di tempat ini berharga dan masih punya masa depan. Tuhan memanggil kita bukan karena siapa kita hari ini, tapi karena siapa kita nanti dalam rencana-Nya,” ujarnya menyentuh hati.

Salah satu warga binaan, berinisial JL, merasa sangat terberkati bisa mengikuti ibadah ini.

“Setiap kali saya masuk ke Gereja Ebenhazer, hati saya merasa damai. Lewat ibadah ini saya kembali diingatkan bahwa hidup saya masih berarti, dan Tuhan masih punya rencana buat saya,” ucapnya dengan penuh haru.

Kegiatan ditutup dengan doa berkat dan pembagian Alkitab serta bahan renungan kepada warga binaan yang membutuhkan. Melalui ibadah ini, Rutan Ambon kembali menegaskan bahwa proses pemasyarakatan tidak hanya soal hukuman, tetapi juga tentang pemulihan dan kesempatan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik secara utuh jasmani maupun rohani. (*)

error: Content is protected !!