Kaderisasi PSI Jakarta: Membangun Fondasi yang Kuat untuk Generasi Muda

Kaderisasi PSI Jakarta: Membangun Fondasi yang Kuat untuk Generasi Muda

Spread the love

Jakarta – Acara penyambutan anggota baru PSI Jakarta digelar dengan semangat kaderisasi dan kebersamaan. Dihadiri langsung oleh William Aditya Sarana dan Kelvin, kegiatan ini menjadi langkah awal pembentukan fondasi yang kokoh bagi para kader baru Partai Solidaritas Indonesia (PSI), di Jl. KH Wahid Hasyim No.8, Kebon Sirih, Kec. Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, (17/5/2025).

Dalam sambutannya, William menyampaikan bahwa program ini bertujuan memperkuat bonding antara pengurus dan anggota, serta memfasilitasi anggota baru untuk lebih terlibat dalam kegiatan partai.

“Ini adalah kaderisasi tingkat paling dasar, tapi sangat penting. Di sini kita memberikan materi soal sejarah PSI, DNA partai, visi, serta platform perjuangan kita. Harapannya, para anggota baru memahami bukan hanya struktur, tapi juga semangat dari gerakan ini,” ujarnya.

Kelvin menambahkan bahwa lebih dari sekadar transfer pengetahuan, acara ini juga menjadi ruang untuk mempererat hubungan dan menumbuhkan rasa memiliki antar kader. “Kami ingin semua yang bergabung merasa dekat dan punya rumah bersama dalam PSI,” ujarnya.

Diskusi semakin hidup ketika Karol, peserta dari Joglo, melontarkan pertanyaan tajam:
“Asupan apa? Tidak cukup dong cuma modal semangat?”

Pertanyaan itu dijawab oleh salah satu pembicara dalam forum, yang menyampaikan refleksi mendalam:
“Orang dewasa egonya tinggi, gengsinya besar. Tapi kalau jatuh, yang mereka cari bukan nasihat, tapi kasih dan penerimaan. Jadi, semangat itu penting, tapi yang tak kalah penting adalah empati, kebijaksanaan, dan dukungan yang nyata.”

Forum ini juga menggarisbawahi pentingnya eksistensi dan kekuatan PSI di masyarakat.
Lambang PSI, yang menggambarkan bunga mawar dan tangan kiri, dijelaskan sebagai simbol perjuangan yang penuh solidaritas dan keberpihakan pada yang lemah. Bunga mawar mewakili keindahan nilai sosial, sementara tangan kiri adalah lambang perlawanan terhadap ketidakadilan.

Pertanyaan lain datang dari Yuliany, warga Grogol Petamburan, yang menanyakan:
“Bagaimana, Bro William dan Bro Kevin, dengan perempuan yang tidak punya power tapi ingin diperhitungkan?”

William menjawab dengan lugas:
“Perempuan harus percaya diri dan memotivasi diri sendiri. Jangan takut. Di luar negeri ada banyak contoh, salah satunya adalah kisah seorang perempuan yang awalnya terpinggirkan, tapi karena tekadnya, akhirnya menjadi pemimpin komunitas. Kuncinya adalah berani memulai.”

Acara ini menjadi bukti nyata bahwa kaderisasi bukan sekadar proses formalitas, tapi ruang tumbuh bersama. PSI Jakarta terus menunjukkan komitmennya untuk membangun partai yang inklusif, progresif, dan berakar kuat di tengah masyarakat.

Reporter: Suwidodo

Editor Romo Kefas

error: Content is protected !!