Cimahi 26.01.2023 – Berita yang sangat melegakan dimana akhirnya kedaulatan udara segar NKRI sepenuhnya kembali kepangkuan ibu pertiwi:
“Sah! Ruang Udara Natuna Jatuh ke Tangan Indonesia usai 76 Tahun Dikuasai Singapura” https://ekonomi.bisnis.com/read/20220125/98/1493213/sah-ruang-udara-natuna-jatuh-ke-tangan-indonesia-usai-76-tahun-dikuasai-singapura
Tentunya satu prestasi kinerja luar biasa bagi pemangku kebijakan secara terpadu yang patut mendapatkan acungan jempol dari masyarakat yang sangat merindukan dan mendambakan arti kata kedaulatan NKRI secara utuh dan terhormat, terutama diantara 2 negara tetangga terdekat yang berbatasan wilayah yaitu Singapura dan Malaysia. Hal demkian bukanlah suatu akhir pencapaian, karena tugas berat berikutnya adalah pembuktian tata-kelola minimal menyamai apa yang sudah dilakukan Singapura selama ini. Lebih baik, tentunya itu merupakan tantangan berfikir cerdas dan bekerja keras bagi segenap masyarakat yang perduli tentang hal demikian.
Pembuktian yang luar biasa dan semangat yang harus didukung penuh. Untuk langkah-langkah ke arah kedaulatan NKRI secara utuh dan terhormat berikutnya, tentunya akan lebih lengkap yaitu bila kedaulatan wilayah maritim NKRI terealisasi:
SELAT SUMATERA.(https://www.emaritim.com/2017/06/kami-cinta-nkri-kami-mau-selat-sumatera.html )
Tak bosan-bosannya kami komunitas Perwira Pelayaran Niaga menggaungkan suara kedaulatan wilayah laut terkait SELAT SUMATERA kembali ke pangkuan bumi pertiwi nenek moyang pelaut NKRI, dimana hal yang menggema disuarakan juga akan merupakan satu konsep penyempurnaan sitim tatakelola lalu-lintas laut Internasional yang jauh lebih aman dibandingkan tatakelola yang sekarang sedang berjalan.
Evaluasi adalah hal yang wajar dan normal bagi setiap proses tatakelola, dan kemunculan SELAT SUMATERA adalah bagian dari evaluasi bagi seluruh dunia pengguna jalur selat malaka untuk bersama menciptakan tatakelola yang aman, meningkat menjadi lebih aman dan mengarah pada yang ideal paling aman. Bukan suatu kesalahan bila sesegera mungkin pemerintah Indonesia mulai menggaungkan konsep yang sempat dipaparkan dalam suatu seminar akademik di Universitas Hang Tuah – Surabaya pada tanggal 22 Juli 2021 oleh IKPPNI tentang SAFETY NAVIGATION MANAGEMENT AT STRAIT OFS OF SUMATERA, MALACCA AND SINGAPORE. Konsep yang ditawarkan adalah Integrated Safe Straits Traffic Separation Scheme Management System (ISSTraSS-MS)
Dalam kesempatan seminar yang sama, sebagai kesinambungan dari warisan deklarasi Djoeanda yang monumental, maka komunitas Perwira Pelayaran Niaga juga sepakat tetap konsisten menggaungkan keberadaan Selat Sumatera dengan membuat dklalasi Selat Sumtera:
Bila kita sebagai bangsa tidak segera menyuarakan kedaulatan wilayah laut, mungkin hal demikian justru akan mencerminkan suatu kelemahan dan kekalahan berkepanjangan bagi penguatan status kedaulatan NKRI secara utuh dan terhormat .
Haruskah NKRI kalah dengan ambisi Thailand dengan konsep terusan Kra yang sedemikan sulit harus membelah daratan, sementara SELAT SUMATEA adalah hanya bentangan warisan alur perairan yang tinggal mengeruk beberapa bagian untuk pendalaman agar terjamin keselamatan pelayaran?
Maju melangkah terus NKRI-ku untuk martabat kuatu kedaulatan dalam arti kata yang utuh!
Ditempat terpisah Asst.Prof.Dr.Dwi Seno Wijanarko, S.H., M.H., CPCLE.CPA Founder Law Firm DSW & Partners yang bermitra dengan IKPPNI mengucapkan apresiasi setinggi tinggi atas Prestasi NKRI didalam Merebut Kedaulatannya pada Ruang Udara Natuna.
“ Ini Merupakan sebuah prestasi yang sangat membanggakan yang menjadi catatan sejarah, saya mengucapkan apresiasi setinggi tingginya atas prestasi NKRI didalam merebut kedaulatan pada ruang udara Natuna. Kita semua harus menjaga, merawat dan mempertahankan kedaulatan ini. Baik dari Aspek Hukum maupun Aspek Maritim. Bangsa Yang besar harus rela berkorban menjaga kedaulatannya, namun saya katakan bahwa perjuangan belum selesai, maju terus bangsa Indonesia, NKRI harga mati” tutup Asst Prof. Dr. Seno (team – Klikberita.net)