Kemeriahan Grand Nobar Film Uti Deng Keke, Film Remaja Dengan Pesan Toleransi

Kemeriahan Grand Nobar Film Uti Deng Keke, Film Remaja Dengan Pesan Toleransi

Spread the love

Jakarta – KLIK NEWS

Sejak awal diputar di bioskop XXI di Gorontalo dan Manado November tahun 2022 lalu, Film Uti Deng Keke memang ditunggu oleh masyarakat di daerah – daerah lain seperti di pulau Jawa.

Hartono Ko, produser film yang dibintangi nama – nama beken seperti Roy Marten, Gary Iskak, Mongol Stress, Rency Milano dan Teguh Julianto, Fannita Jacklin, Didi Roa itu mengatakan telah berusaha cukup keras agar film tersebut bisa diputar di jaringan bioskop besar yang ada di kota besar seluruh Indonesia.

“Dan akhirnya film Uti Deng Keke bisa menembus & diputar di jaringan bioskop CGV, salah satu jaringan bioskop raksasa,” ujar Hartono Ko kepada awak media seusai menggelar Grand Nobar Film Uti Deng Keke di bioskop CGV Green Pramuka, Jakarta Pusat, Selasa (7/2/2023).

Tampak hadir dalam Acara Grand Nobar film Uti Deng Keke, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo serta sejumlah pemain seperti Mongol Stres dan Teguh Julianto.

Nelson Pomalingo yang berperan sebagai penggagas film yang mengangkat kisah persahabatan 4 anak remaja di dua daerah yakni Gorontalo dan Manado, dengan sentuhan latar belakang keindahan destinasi wisata di dua wilayah provinsi di Sulawesi itu, Nelson mengungkapkan kebangaan film yang digagasnya akhirnya diputar di jaringan bioskop nasional.

“Sebagai penggagas sekaligus Bupati Gorontalo saya tentunya merasa bangga dan bahagia film kebanggaan masyarakat Gorontalo dan Manado bisa diputar di bioskop CGV ini. Karena sudah ada disini, saya menghimbau kepada masyarakat Gorontalo dan Manado dimana saja berada, untuk ramai-ramai ke bioskop CGV untuk nonton film Uti Deng Keke,’ ujarnya.

“Dan saya memiliki harapan semoga pak Hartono Ko selaku produser Uti Deng Keke bisa segera membuat sekuelnya, agar tidak kehilangan momen dan ceritanya masih banyak yang bisa diangkat,’ harap Nelson.

Hartono pun merespon harapan bupati Gorontalo tersebut dengan senang hati.

“Dengan senang hati kami menerima harapan bapak Bupati, hanya saja kami bisa juga buru-buru memproduksi sekuelnya. Karena cerita dan penggarapannya tentunya harus lebih baik dari yang pertama,” tandas Hartono.

Sementara itu, di tempat yang sama, salah seorang pemeran utama,
Fannita Jacklin menyatakan bangganya terhadap film Uti Deng Keke sebagai film produksi sineas daerah yang mampu membawa pesan pentingnya hidup bertoleransi bagi seluruh anak bangsa.

Mahasiswi yang tercatat di Universitas Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara ini mendapatkan peran utama dalam film garapan sutradara Linur, dirinya mengaku senang bisa bermain dalam film yang banyak memotret keindahan alam Manado serta Gorontalo dan ceritanya menginspirasi buat masyarakat yang menontonnya.

“Pastinya ada kebanggaan berperan di film produksi putra daerah yang memotret keindahan alam Manado dan Gorontalo dengan tema cerita yang jarang diminati produser lain yaitu tentang pentingnya hidup bertoleransi,” ungkapnya.

Fannita berharap film Uti Deng Keke yang dibintanginya mendapat respon positif dari para pecinta film Indonesia.

“Semoga bisa menghibur sekaligus mengedukasi tentang indahnya toleransi dalam keberagaman budaya,” pungkasnya.( Yd)

error: Content is protected !!