Sukabumi – Pada Jumat, 18 Juli 2025, Tim Pewarna Indonesia yang dipimpin oleh Yusuf Mujiono melakukan kunjungan ke Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kunjungan ini menjadi langkah penting untuk memahami latar belakang dan penyebab peristiwa pengerusakan sebuah villa yang digunakan sebagai tempat retreat anak-anak beberapa pekan sebelumnya.
Peristiwa intoleransi ini terjadi pada Juni 2025, ketika ratusan warga menyerang villa tersebut dan mengusir peserta retreat. Trauma yang dialami anak-anak dan warga sekitar masih terasa hingga kini. Proses rehabilitasi fisik dan mental bagi anak-anak yang terkena dampak telah dimulai, dan penegakan hukum telah menetapkan 8 tersangka.
Pak Yongki, pemilik villa, menceritakan kisahnya tentang peristiwa pengrusakan tersebut. “Bantuan sebesar seratus juta dari Pak Dedi, yang diperuntukkan bagi sarana dan prasarana masyarakat, belum diberikan karena masih menunggu situasi yang tepat. Kesalahpahaman berita tentang bantuan ini menimbulkan masalah di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Yusuf Mujiono mengungkapkan keprihatinannya tentang peristiwa ini dan berencana menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas peristiwa Cidahu dan mencari solusi untuk mencegah intoleransi di masa depan. “Bagaimana mungkin kesetaraan dalam berbangsa dan bernegara bisa terwujud bila Peristiwa Cidahu dibiarkan tanpa dijadikan pelajaran?” cetus Yusuf.
Peristiwa Cidahu menjadi pelajaran penting bagi Indonesia untuk meningkatkan toleransi dan menghormati perbedaan agama. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang toleran dan menghormati perbedaan agama.
Peliput: Yohanes
Editor: Romo Kefas
Sumber: Yusuf Mujiono