Klikberita.net Politik sejati bukan soal menang atau kalah. Tapi tentang keberanian memilih jalan sulit demi kebaikan bersama. Tentang tetap berdiri saat yang lain duduk nyaman. Tentang berkata benar meski itu merugikan diri sendiri.
Bayangkan sebuah negara yang dipimpin oleh orang-orang yang berani mengambil keputusan sulit, yang tidak takut untuk berbicara kebenaran, dan yang selalu memprioritaskan kepentingan masyarakat. Negara yang seperti itu akan menjadi contoh bagi negara-negara lain, dan masyarakatnya akan hidup dalam kemakmuran dan keadilan.
Namun, realitasnya seringkali berbeda. Kita sering melihat pemimpin yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi daripada kebaikan bersama, yang lebih suka berbicara kata-kata manis daripada melakukan tindakan nyata. Kita sering melihat masyarakat yang pasif dan tidak peduli dengan politik, yang hanya menjadi penonton yang tidak berdaya ketika keputusan-keputusan penting diambil.
Pemerintah harus bertanggung jawab atas kegagalan mereka dalam menangani masalah korupsi dan nepotisme yang telah merusak kepercayaan masyarakat. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemimpin yang berintegritas, kita juga perlu membangun sistem yang dapat mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan memastikan akuntabilitas pemerintah.
Dalam perspektif Jawa, “Manunggaling kawula Gusti” atau “Manunggaling rakyat lan pemimpin” yang berarti kesatuan antara rakyat dan pemimpin. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menyatukan rakyat dan memimpin dengan bijak dan adil.
Lalu, bagaimana kita membangun politik yang berintegritas? Politik yang berbasis pada kebenaran dan keadilan, bukan pada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Politik yang memberdayakan masyarakat, bukan hanya memperkaya segelintir orang.
Dalam budaya Minahasa, ada pepatah “Wo dotu wahu wo weru” yang berarti “Pohon yang tinggi harus memiliki akar yang kuat.” Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki akar yang kuat, yaitu komitmen pada kebenaran dan keadilan.
Pers memiliki peran yang sangat penting dalam membangun politik yang berintegritas. Sebagai pilar demokrasi ke-4, pers memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan memantau kinerja pemerintah, serta memberikan informasi yang akurat dan objektif kepada masyarakat. Pers juga dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya politik yang berintegritas dan mempromosikan nilai-nilai demokrasi.
Masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam membangun politik yang berintegritas. Namun, peran ini seringkali diabaikan atau tidak dimanfaatkan secara efektif. Masyarakat harus lebih proaktif dalam memantau kinerja pemerintah dan memastikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Masyarakat harus berani mengkritik dan mempertanyakan keputusan-keputusan pemerintah yang tidak transparan atau tidak adil. Mereka juga harus memiliki kemampuan untuk memilih pemimpin yang berintegritas dan memiliki komitmen pada kebenaran dan keadilan.
Namun, dalam memperjuangkan hak-hak mereka, masyarakat juga harus waspada terhadap polarisasi politik uang dan permainan politisi hitam. Jangan sampai kita terjebak dalam permainan politik yang hanya memperkaya segelintir orang dan memperburuk keadaan. Mari kita tetap fokus pada tujuan utama kita, yaitu membangun politik yang berintegritas dan mempromosikan keadilan dan kemakmuran bagi semua.
Dengan membangun politik yang berintegritas, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Kita dapat membangun masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang. Maka, mari kita mulai dari sekarang, mari kita berpihak pada kebenaran, mari kita memilih jalan sulit demi kebaikan bersama.
Selamat Pagi Indonesia!
Kefas Hervin Devananda (Romo Kefas)