Klik berita Di tengah-tengah keheningan yang menyakitkan, kita sering kali terjebak dalam keangkuhan dan kesombongan yang dapat membawa kejatuhan. Seperti kaca yang pecah, keangkuhan kita dapat memecah menjadi ribuan keping yang tajam dan menyakitkan. Namun, apakah kita pernah berhenti sejenak untuk memikirkan tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik keangkuhan kita?
Kitab Obaja adalah kitab terkecil dalam Alkitab, namun isinya sangat kaya dan mendalam. Dalam kitab ini, kita dapat menemukan nubuat tentang kejatuhan Edom, yang merupakan salah satu contoh kejatuhan bangsa yang angkuh dan sombong. Edom, yang dulunya adalah bangsa yang kuat dan berkuasa, jatuh karena keangkuhan dan kesombongan mereka. Seperti pohon yang tinggi dan rindang, Edom telah menjadi simbol keangkuhan dan kesombongan. Namun, ketika badai datang, pohon yang tinggi itu jatuh dan hancur berkeping-keping.
Tuhan berbicara kepada Obaja tentang Edom dan memperingatkan mereka tentang kejatuhan mereka karena keangkuhan dan kesombongan mereka. “Lihat, Aku membuat engkau kecil di antara bangsa-bangsa; engkau sangat hina.” (Obaja 1:2). Tuhan juga mengatakan bahwa keangkuhan hati Edom telah memperdayakan mereka. “Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ya penduduk bukit batu, yang bertempat tinggal di tempat-tempat yang tinggi; engkau berkata dalam hatimu: ‘Siapakah yang dapat menarik aku ke bawah?'” (Obaja 1:3). Seperti burung yang terbang tinggi di langit, Edom telah menjadi simbol keangkuhan dan kesombongan. Namun, ketika sayap mereka patah, mereka jatuh ke tanah dan tidak dapat terbang lagi.
Kita harus kritis terhadap keangkuhan dan kesombongan yang dapat membawa kejatuhan. Seperti Edom, kita juga dapat jatuh jika kita membiarkan keangkuhan dan kesombongan menguasai hati kita. Kita harus selalu mengingat bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang berkuasa dan bahwa kita harus selalu berserah kepada-Nya. Seperti kapal yang berlayar di laut, kita harus selalu waspada terhadap badai keangkuhan dan kesombongan yang dapat membawa kita kejatuhan.
Seperti yang dikatakan dalam pribahasa Jawa, “Ojo kuminter mundak keblinger” (Jangan sombong, nanti tersesat). Keangkuhan dan kesombongan dapat membawa kita kejatuhan, seperti yang terjadi pada Edom. Namun, kita juga harus mengingat bahwa Tuhan adalah Tuhan yang memberkati. Dalam kitab Obaja, kita dapat melihat bahwa Tuhan tidak hanya memperingatkan tentang kejatuhan Edom, tetapi juga memberikan harapan bagi mereka yang berserah kepada-Nya. Kita dapat menerima pemberkatan Tuhan jika kita membiarkan diri kita diubahkan oleh-Nya. Seperti benih yang ditanam di tanah, kita dapat tumbuh dan berkembang menjadi pohon yang kuat dan rindang jika kita berserah kepada Tuhan.
Jadi, mari kita memecah kaca keangkuhan dan mempertanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik keangkuhan kita. Mari kita selalu mengingat bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang berkuasa dan bahwa kita harus selalu berserah kepada-Nya. Tuhan bless Anda. Apa yang bisa saya bantu hari ini?
Kefas Hervin Devananda