Jakarta – Dalam rangka memperingati satu tahun wafatnya Bapak Sabam Sirait, Yayasan Komunikasi Indonesia(YKI), Pengurus Nasional Perkumpulan Senior (PNPS) GMKI, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Program Doktor Hukum UKI dan Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) menyelenggarakan serangkaian kegiatan yakni: Ziarah bersama di TMP Kalibata, kemudian dilanjutkan Ibadah dan Seminar dengan Tema: “Mencermati RKUHP Dalam Merawat Ideologi Pancasila” siang di Aula UKI Jalan Diponegoro.
Ziarah bersama di TMP Kalibata, Jakarta Selatan selain dihadiri tokoh-tokoh Kristen juga dihadiri Ibu dr. Sondang Sidabutar didampingi dr. Batara Imanuel, Mira Sirait, menantu dan cucu-cucunya, Kamis (29/09/2022) Pukul 09.00-10.00. Adapun rangkaian acara penyampaian kenangan dengan alm Sabam Sirait dari para tokoh yang hadir, doa bersama dan acara Tabur Bunga.
Tampak hadir di TMP Kalibata Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom Dr. Bernard Nainggolan, Ir. Robert Sitorus, Drs. RE. Nainggolan, Pdt. Bambang Jonan, Pdt. Dr. Binsar Pakpahan, Ir. Nelson Simanjuntak, Abadi Hutagalung dan tokoh lain yang dekat alm Sabam Sirait semasa hidupnya.
Seperti diketahui Sabam Sirait dikenal seorang negarawan dan politisi kawakan bersama 7 presiden RI yang berpulang 29 September 2021 tepat satu tahun hari ini. Ia lama berkecimpung sebagai Anggota DPR, DPD, MPR dan DPA RI. Namanya juga sedang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional Tahun 2022.
Ketua Umum YKI Dr. Bernard Nainggolan mengungkapkan bahwa ternyata sudah satu tahun Bang Sabam meninggalkan kita. Selama satu tahun ini kita belum menggali pikiran-pikiran originalnya yang mengingatkan beberapa peristiwa yang betul-betul penting, seperti kita diingatkan mewaspadai kelompok-kelompok pemikiran Pancasila tidak relevan dalam kehidupan. Mereka ada dikelompok, ada partai dan lainnya.
“Harus dipikirkan aktualisasinya supaya itu tidak terjadi. Pancasila satu-satunya membuat kita bersama-sama meski dalam pemikiran berbeda, karena itu Pancasila harus kita pertahankan bersama,” ujarnya.
Bang Sabam sering mengutip pandangan TB Simatupang tokoh yang dikagumi mengatakan bahwa Pancasila membuat kita untuk menghargai perbedaan meski ada perselisihan, kita tetap meyakini satu bangsa dalam bingkai NKRI.
Sementara bagi John Pieter Nainggolan yang didaulat menyampaikan kenangan, mengatakan sangat bersyukur kita bisa bersama ziarah ke makam abang kekasih, makam Ompung Sabam.
“Mengenang beliau adalah sama mengenang seorang sahabat, teman dan Bapak, mengajarkan kita bersama untuk mencapai cita-cita kebangsaan. Memberikan hidupnya bagi bangsa ini. Kita berkumpul di sini mengenang kembali perjuangan Bang Sabam. Jadi kita semua harus bisa melanjutkan cita-cita perjuangan Bang Sabam,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, kita tahu abang kekasih kita ini, meski ada di tengah gemuruh politik tetap konsisten berjuang dan ini kita teladani. Kiranya perjuangan kita semua, menjadikannya Pahlawan Nasional nanti bisa terwujudkan pada waktunya nanti.
Pada kesempatan itu, dr. Sondang Sidabutar selaku isteri alm Sabam Sirait menyampaikan bahwa dirinya dan keluarga penuh sukacita karena masih banyak orang-orang mencintai alm Sabam Sirait yang telah berpulang satu tahun lalu.
“Terimakasih atas kehadiran semuanya dan telah mencintai Pak Sabam,” ujarnya penuh haru.
Ketua Panitia Pengusulan Sabam Sirait menjadi Pahlawan Nasional, RE Nainggolan yang khusus datang dari Medan bersama Pdt. Bambang Jonan mengatakan bahwa tak terasa Bang Sabam sudah satu tahun telah bersama dengan Tuhan. Kita ingat semua persahabatan, nasihat dan pemikiran luar biasa yang diteladankannya.
“Beliau sangat mencintai bangsa ini dan menjadi legacy. Kita berdoa agar Kakak (dr. Sondang Sidabutar) sehat dan keluarga juga. Ke depan kita harapkan akan lahir Sabam-Sabam Junior. Kami datang dari Medan sangat berharap Sabam Sirait menjadi Pahlawan nasional,” harapnya.Tidak banyak orang seperti Bang Sabam meski sudah pergi tapi tetap dicintai, saksinya.
Kenangan dengan alm Sabam Sirait juga disampaikan Ir. Nelson Simanjuntak. Mantan Bawaslu RI yang turut hadir di TMP Kalibata menyaksikan bahwa sosok Bang Sabam selalu konsisten berpolitik di luar pemerinltah dan selalu memberi nasihat kepada kami juniornya.
Sabam Sirait Kitab Suci Berjalan Ketua umum PGI Pdt. Gomar Gultom menyampaikan jika mengenang Sabam Sirait tak akan ada habis-habis kita bicara tentang sosok dan perjuangannya. Dalam kitab Ibrani mengatakan, ingatlah pemimpin-pemimpinmu. Kehadiran kita di sini dalam konteks itu.
“Bang Sabam ini bisa dikatakan kitab suci berjalan. Bahwa dalam hidupnya ada banyak firman. Bang Sabam adalah teladan. Ia memecahkan mitos bahwa kepahlawanan tidak harus ikut kontak senjata dalam Revolusi Fisik tapi cukup dalam dirinya sendiri. Generasi muda harus belajar dari Bang Sabam. Tentu Bang Sabam juga tidak sempurna tapi sudah disempurnakan Tuhan. Dari beliau kita bisa belajar dan bisa mendekatkan diri sama Tuhan,” paparnya.
“Kita berterimakasih kepada keluarga terutama Kak Sondang yang terus berperan dibalik sosok Bang Sabam. Harapan kita semua pengakuan negara menjadi pahlawan nasional. Terimakasih Tim Medan,” imbuhnya.
Doa dibawakan Pdt. Dr. Binsar Pakpahan. Ziarah bersama di TMP Kalibata dihadiri 60 orang. Lagu Dung “Sonangrohangku” yang juga kesukaan alm Sabam Sirait mengiringi acara tabur bunga.