Politik yang Hilang dari Rakyat: Ketika Janji Palsu Menjadi Kenyataan Pahit

Politik yang Hilang dari Rakyat: Ketika Janji Palsu Menjadi Kenyataan Pahit

Spread the love

Klikberita.net “Dalam dunia politik, janji-janji manis seperti gula, tetapi kenyataannya seperti empedu. Mereka yang mengaku sebagai pemimpin rakyat, tetapi sebenarnya hanya memikirkan kepentingan pribadi. Politik telah menjadi permainan kekuasaan, di mana rakyat hanya dijadikan alat untuk mencapai tujuan. Apakah kita akan terus-terusan dibohongi oleh janji-janji palsu dan politik uang? Ataukah kita akan memilih dengan cerdas dan membangun Indonesia yang lebih baik?”

Politik telah menjadi permainan kekuasaan, di mana rakyat hanya dijadikan alat untuk mencapai tujuan. Mereka seperti “Singa Berbulu Domba”, yang di luar tampak lembut dan baik hati, namun di dalam adalah predator yang ganas dan rakus. Mereka menggunakan bahasa manis dan janji-janji palsu untuk memikat rakyat, namun setelah berkuasa, mereka menunjukkan wajah aslinya sebagai predator yang hanya peduli dengan kepentingan pribadi.

Mereka seperti penjual minyak wangi yang menjual minyak wangi palsu dengan harga yang murah, tetapi tidak memberitahu pembeli bahwa minyak wangi itu palsu. Ketika pembeli sadar bahwa minyak wangi itu palsu, penjual sudah tidak ada di tempat lagi. Begitu juga dengan politisi yang menggunakan janji-janji palsu untuk memikat rakyat, tetapi setelah berkuasa, mereka tidak peduli lagi dengan rakyat.

Seperti yang tertulis dalam Alkitab, “Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu, yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” (Matius 7:15). Mereka yang mengaku sebagai pemimpin rakyat, tetapi sebenarnya hanya memikirkan kepentingan pribadi.

Fenomena ini tidak lepas dari peran kekuatan uang dalam politik. Banyak politisi yang menggunakan uang untuk memengaruhi pilihan rakyat, baik melalui kampanye yang mewah maupun melalui pemberian uang kepada rakyat. Hal ini tidak hanya merusak proses demokrasi, tetapi juga membuat rakyat kehilangan kepercayaan terhadap politisi. Seperti kata pepatah Minahasa, “Mongondow wo tou”, yang berarti “Uang bisa membeli manusia”, yang menggambarkan bagaimana uang dapat memengaruhi perilaku manusia, termasuk politisi.

Seperti yang tertulis dalam Alkitab, “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Lukas 16:13). Mereka yang memilih untuk mengabdi kepada uang dan kekuasaan, tidak dapat mengabdi kepada rakyat dan kepentingan umum.

Akibat dari perilaku politisi yang seperti ini sangat merugikan rakyat. Rakyat yang telah memilih mereka dengan harapan bahwa mereka akan memperjuangkan kepentingan rakyat, malah merasa dikhianati dan diabaikan. Hal ini dapat menyebabkan rakyat kehilangan kepercayaan terhadap sistem politik dan demokrasi.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada perubahan dalam sistem politik dan demokrasi. Pertama, perlu ada transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan uang dalam politik. Kedua, perlu ada mekanisme pengawasan yang efektif untuk memastikan bahwa politisi memenuhi janji-janji mereka. Ketiga, perlu ada pendidikan politik yang baik untuk rakyat, sehingga mereka dapat memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara.

Seperti yang tertulis dalam Alkitab, “Berserulah dengan nyaring, janganlah tahan, naikkanlah suaramu seperti nafiri dan beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada keturunan Yakub dosa mereka.” (Yesaya 58:1). Kita harus berseru dan berbicara tentang ketidakadilan dan penyelewengan yang terjadi dalam sistem politik kita.

Mari kita jadikan tahun 2024 sebagai proses pembelajaran agar kita dimasa depan untuk memilih dengan cerdas tidak terjebak dengan janji – janji palsu maupun di iming imingi sesuatu dalam bentuk apapun, karena itu adalah bentuk pembodohan dan pelecehan terhadap kedaulatan rakyat Indonesia. Kita harus mengenal baik para calon wakil rakyat, memahami jejak rekam mereka, dan memilih mereka yang memiliki visi dan misi yang jelas untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Dengan kedaulatan rakyat dalam memilih, kita dapat menuju #IndonesiaMaju yang lebih demokratis, transparan, dan akuntabel.

Pilih dengan Cerdas, Pilih untuk Indonesia yang Lebih Baik!

Oleh Bocah Angon 1093AD

error: Content is protected !!