Bekasi – Reses DPRD, yang digadang-gadang sebagai momen sakral bertemunya wakil rakyat dan konstituen, kini makin sering jadi ajang dagelan politik. Pertanyaannya, bolehkah kegiatan partai disusupkan ke dalam agenda reses? Jawabannya: haram hukumnya! Ini bukan lagi reses, tapi “reres” alias sampah!
Menggabungkan reses dengan program partai adalah penghinaan terhadap akal sehat dan pengkhianatan terhadap amanah rakyat. Para anggota dewan yang nekat melakukan ini, sejatinya sedang mempertontonkan arogansi kekuasaan dan ketidakpedulian terhadap kepentingan masyarakat. Mereka menganggap reses sebagai panggung pribadi untuk mendongkrak popularitas partai, tanpa peduli bahwa rakyat hanya dijadikan alat untuk mencapai tujuan politik mereka.
Kita sering disuguhi pemandangan yang menggelikan: anggota DPRD berpose di tengah kerumunan warga, mencatat aspirasi dengan wajah serius, lalu… hilang ditelan bumi. Janji-janji manis menguap begitu saja, aspirasi rakyat mengendap di laci meja, dan yang tersisa hanyalah kekecewaan mendalam. Reses macam apa ini? “Cai herang laukna beunang” (Sunda: Air jernih ikannya mudah ditangkap), yang berarti mudah sekali melihat niat tersembunyi di balik tindakan yang tampak baik.
Yang lebih parah, reses seringkali dijadikan ajang kampanye terselubung. Anggota DPRD membawa bendera partai, membagikan atribut partai, dan mempromosikan program partai. Alih-alih mendengarkan suara rakyat, mereka justru memanfaatkan reses untuk kepentingan politik praktis. Ini jelas pelecehan terhadap demokrasi! “Kumentus luhur gunung, ngarasa aing pangpunjulna” (Sunda: Merasa diri paling hebat), menggambarkan arogansi dan kesombongan para politisi.
Lalu, bagaimana dengan kita, rakyat jelata? Apakah kita hanya akan menjadi penonton yang terlalu sabar? Apakah kita akan terus membiarkan para wakil rakyat mempermainkan kita dengan janji-janji palsu? “Jer basuki mawa beya” (Jawa: Setiap keinginan membutuhkan pengorbanan), mengingatkan bahwa untuk mencapai tujuan yang baik, rakyat harus berani berkorban dan bersuara.
Cukup sudah sandiwara ini! Saatnya rakyat bersuara lantang, menuntut pertanggungjawaban para wakil rakyat, dan mengawal setiap janji yang mereka ucapkan. Kita harus memaksa mereka untuk bekerja keras, jujur, dan transparan. “Sing eling lan waspada” (Jawa: Selalu ingat dan waspada), menekankan pentingnya kewaspadaan rakyat terhadap tindakan para wakilnya.
Ingat, reses adalah hak rakyat, bukan hak partai! Jangan biarkan para politisi memperalat kita untuk kepentingan mereka sendiri. Mari kita jadikan reses sebagai momentum untuk menguji integritas para wakil rakyat, dan memberikan pelajaran berharga bagi mereka yang berani mengkhianati amanah.
Pasal 304 ayat (1) UU No. 7 Tahun 2017 sudah sangat jelas melarang penggunaan fasilitas negara untuk kampanye. Namun, para politisi bermental korup ini seolah-olah kebal hukum dan tidak punya malu. Mereka dengan sengaja melanggar aturan, demi meraih keuntungan politik sesaat. Contohnya, seorang anggota DPRD dari sebuah partai tertentu, dengan bangganya membagikan kaos partai saat reses, sambil berkoar tentang program-program “pro rakyat” yang sebenarnya hanya omong kosong belaka.
Lebih jauh lagi, mereka telah melanggar Pasal 304 ayat (1) UU No. 7 Tahun 2017, yang dengan tegas melarang penggunaan fasilitas negara untuk kampanye. Mereka telah memanfaatkan kekuasaan dan sumber daya publik untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Wahai para anggota DPRD yang terhormat, ingatlah bahwa kalian adalah pelayan rakyat, bukan majikan rakyat. Jangan pernah berpikir bahwa kalian bisa mempermainkan rakyat dan mengkhianati kepercayaan mereka. Jika kalian berani melakukan itu, maka bersiaplah untuk menghadapi kemarahan rakyat yang tak terhindarkan.
Kami menuntut agar setiap anggota DPRD yang terbukti menyatukan reses dengan kegiatan partai segera diproses secara hukum dan dijatuhi sanksi yang setimpal. Kami menuntut agar Bawaslu bertindak tegas dan independen dalam mengawasi pelaksanaan reses.
Kami akan terus mengawasi, mengkritisi, dan menuntut pertanggungjawaban dari para wakil rakyat. Karena keadilan harus ditegakkan, meskipun langit runtuh! Jangan biarkan reses dinodai oleh kepentingan partai, dan jangan biarkan para pengkhianat amanah lolos dari jerat hukum! Rakyat bukan penonton, tapi hakim!
Diskusi Warung Kopi
AS