Sekolah Lansia Bekasi: Sinergi, Harapan, dan Pelangi di Usia Senja – Investasi Peradaban Kota Bekasi

Sekolah Lansia Bekasi: Sinergi, Harapan, dan Pelangi di Usia Senja – Investasi Peradaban Kota Bekasi

Spread the love

Kota Bekasi – Sebagai jurnalis yang lama mengamati denyut Kota Bekasi, sekaligus seorang aktivis sosial dan rohaniwan, saya melihat peluncuran Sekolah Lansia Berkelanjutan Damai Sejahtera bukan sekadar program, melainkan simbol sinergi, harapan, dan potensi. Di tengah gemerlap pembangunan, inisiatif ini adalah pengakuan bahwa lansia adalah aset berharga. Bukan akhir perjalanan, melainkan awal dari pelangi baru yang akan mewarnai Kota Bekasi dengan kearifan, pengalaman, dan semangat yang tak lekang oleh waktu. Inilah investasi peradaban sejati. Inisiatif ini selaras dengan amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, yang menekankan pentingnya pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan sosial lansia.

Di tengah gemerlap pembangunan fisik, kita sering alpa bahwa kemajuan sejati diukur dari bagaimana kita menghormati dan memberdayakan mereka yang telah membangun fondasi kota ini: para lansia. Inisiatif Pemkot Bekasi ini adalah pengakuan bahwa lansia bukan beban, melainkan harta karun pengalaman dan kearifan. Sekolah ini adalah wadah agar mereka terus berkontribusi, belajar, dan menjaga semangat. Ibarat menyemai benih kebijaksanaan di ladang pengalaman, sekolah ini adalah tempat di mana kearifan masa lalu dipupuk untuk menghasilkan buah yang bermanfaat bagi generasi mendatang.

Yang membuat inisiatif ini semakin istimewa adalah sinergi yang luar biasa dari berbagai elemen masyarakat. Dukungan aktif dari aras gereja seperti PGIS, PGLII, PGPI, Gereja Advent, Bala Keselamatan, dan Persekutuan Baptis, serta ormas Kristen seperti Bamagnas, MUKI, FKK, dan BKSAG, menunjukkan bahwa kepedulian terhadap lansia adalah panggilan universal yang melampaui batas-batas sektoral. Keterlibatan lembaga keumatan seperti My Home, Menara Doa Kita Bekasi, sekolah-sekolah teologi di Bekasi, dan Asosiasi Pendeta Indonesia (API) semakin memperkuat fondasi moral dan spiritual dari program ini. Ini adalah bukti nyata bahwa Kota Bekasi memiliki modal sosial yang sangat kaya. Seperti kata pepatah Sunda, “Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak,” yang berarti bahwa dalam persatuan, kita akan mencapai kekuatan yang luar biasa.

Namun, mendirikan sekolah lansia hanyalah awal. Tantangan sebenarnya adalah keberlanjutan program ini: kurikulum relevan, pengajar kompeten, fasilitas memadai. Lebih dari itu, kita harus mengubah paradigma tentang lansia, menghapus stigma bahwa mereka pasif dan tak produktif. Program ini juga dapat diselaraskan dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Lanjut Usia, yang memberikan panduan komprehensif mengenai penyelenggaraan kesejahteraan lansia di tingkat provinsi. Dalam bahasa Jawa, kita mengenal “Sepi ing pamrih, rame ing gawe,” yang mengajarkan kita untuk bekerja tanpa pamrih, demi kebaikan bersama.

Kita harus melihat lansia sebagai sumber daya yang potensial. Mereka memiliki pengalaman hidup yang berharga, keterampilan yang beragam, dan jaringan sosial yang luas. Jika kita mampu memanfaatkan potensi ini, lansia dapat menjadi agen perubahan yang positif bagi masyarakat.

Saya berharap Sekolah Lansia Berkelanjutan Damai Sejahtera ini menjadi inspirasi bagi daerah lain. Mari jadikan masa lansia sebagai fase kehidupan bermakna, bahagia, dan penuh kontribusi. Bekasi telah memulai langkah baik, mari kita dukung dan kawal bersama. Inilah saatnya kita buktikan bahwa Kota Bekasi bukan hanya kota yang maju secara fisik, tetapi juga kota yang berhati nurani, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi semua generasinya!

Kefas Hervin Devananda (Romo Kefas)

Penulis adalah seorang jurnalis senior yang telah lama berkiprah di Kota Bekasi, aktivis sosial, penggiat berbagai isu kemasyarakatan, dan juga seorang rohaniwan dari salah satu sinode gereja di Indonesia. Beliau aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan baik di Jawa Barat maupun di Kota Bekasi.

error: Content is protected !!