Ambon – Semangat pembinaan kemandirian di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Ambon kembali membuahkan hasil nyata. Kali ini, para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menunjukkan keterampilan mereka dalam bidang pertukangan dan meubelair melalui pembuatan meja komputer dan kursi sofa yang fungsional dan bernilai estetika tinggi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang rutin digelar oleh Rutan Ambon dan bertujuan untuk membekali WBP dengan keterampilan praktis yang dapat menjadi bekal hidup setelah mereka kembali ke masyarakat.
Kepala Rutan Ambon, Ferdika Canra, Senin (08/09/2025) menyampaikan apresiasinya atas hasil karya para WBP tersebut. Menurutnya, produk furnitur ini bukan hanya menunjukkan peningkatan keterampilan, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari proses rehabilitasi dan pembinaan positif yang berlangsung di dalam rutan.
“Karya ini adalah bukti bahwa warga binaan tidak hanya menjalani masa pidana, tetapi juga aktif mengasah keterampilan yang berguna. Meja komputer dan sofa yang mereka hasilkan memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk komersial,” ujar Ferdika.
Pembuatan furnitur ini melibatkan WBP yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan dasar pertukangan dan meubelair. Dengan bimbingan dari petugas pembina dan pendamping teknis, para WBP diajarkan mulai dari proses desain, pemilihan bahan, pengukuran, hingga perakitan akhir.
Meja komputer yang dibuat dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan ergonomis, sedangkan kursi sofa dibuat dengan sentuhan estetika dan kenyamanan yang tinggi. Keduanya dihasilkan dari bahan yang tersedia di bengkel kerja rutan, dengan memanfaatkan kayu dan bahan pelapis yang ramah lingkungan.
Lebih dari sekadar hasil karya, kegiatan ini juga menjadi media pembentukan karakter, kedisiplinan, serta semangat kerja sama di antara para WBP. Produk-produk yang dihasilkan juga berpotensi untuk dipasarkan sebagai bagian dari program pemasaran hasil karya warga binaan.
Ferdika menambahkan bahwa pihaknya akan terus mendukung dan mengembangkan program pembinaan berbasis keterampilan seperti ini. Harapannya, keterampilan tersebut dapat menjadi modal utama bagi warga binaan dalam menjalani kehidupan mandiri yang lebih baik setelah masa pidana berakhir.
“Kami percaya, di balik keterbatasan fisik, tetap ada potensi besar yang bisa dikembangkan. Rutan Ambon akan terus menjadi wadah produktif dan inspiratif bagi para WBP untuk berkarya dan tumbuh,” tutupnya.
Dengan adanya karya-karya seperti meja komputer dan sofa buatan WBP ini, Rutan Ambon membuktikan bahwa proses pemasyarakatan tidak hanya tentang pembinaan mental, tetapi juga tentang membuka jalan menuju masa depan yang lebih baik melalui karya nyata. (R)