Suatu Saat Nanti Bagian 1

Suatu Saat Nanti Bagian 1

Spread the love

Klikberita.Net

Mendengar kabar itu aku langsung terkejut, bukan main Rasanya sakit sekali, aku kehilangan semangat untuk menjalani kehidupan ini, tiada lagi yang aku harapkan.

Setiap hari yang kulalui terasa sangat berat dan tak berarti ,
Walau dulu Aku memang mempunyai banyak teman, tapi kini aku lebih memilih mengasingkan dan menutup diri, aku tidak ingin berinteraksi dengan banyak orang, karna itu akan mengganggu ku,
Sesekali aku hanya keluar untuk melihat matahari terbit dari atas bukit atau matahari tenggelam (senja) yang berhasil membuatku jatuh cinta secinta-cintanya, hingga tak ada alasan untukku meninggalkannya.

Ku pandangi hujan dari balik jendela yang terasa sangat nyaman, hujan, terkadang selalu menemani ku hingga terlelap saat malam, meskipun dingin kurasakan, dia tetap memelukku dengan erat.

Kesendirian adalah hal yang biasa bagiku. Walaupun terkadang aku jenuh ,
Karena Ibu tidak mengizinkan ku pergi kemana-mana, yang memaksaku mencintaimu dalam kesunyian.
Tapi kini ibu tidaklah sekeras dulu, ibu mengizinkan ku keluar rumah bahkan kemana pun aku mau,

asal tahu waktu saja” , ucapnya lembut.

Ibu tidak ingin aku semakin tertekan dalam situasi seperti ini, aku harus banyak berinteraksi dengan banyak orang
“Mungkin itu sedikit membantu mu,” ucapnya lagi sembari bangkit dari kursi yang didudukinya.

Hari itu aku merasa sangat bosan dan jenuh, terus berbaring ditempat tidur, dan aku putuskan untuk pergi keluar sedikit jalan jalan mencari Udara segar.

Dalam benakku, aku ingin pergi ke suatu tempat, dimana di tempat itu tak ada orang yang mengenaliku.

Sudah ku persiapkan segalanya, ku pakai topi ku, ku pakai tas ku dan tak lupa ku bawa kamera ku.

“Mau kemana kamu la?,”

Tanya ibu seraya duduk diatas kasur.

“Aku ingin keluar sebentar bu, ingin mencari udara segar,” sembari memaki topi abu-abu kesayanganku.

“Kemana?.” Tanyanya lagi dengan sedikit kerutan dikening.

“Ke suatu tempat,”

“Yasudah kamu hati-hati, jangan pulang terlalu sore ya, ini obatnya bawa dan jangan lupa diminum,” ucap ibu lalu memasukan obat kedalam tas yang sudah ku pakai.

Mendengar kata obat aku muak sekali, aku kesal rasanya ingin muntah jika aku harus terus menerus meminumnya, tapi apalah aku yang hanya akan sehat jika meminum obat.

Aku bergegas pergi dan berlalu meninggalkan ibu dengan perasaan kesal, Aku naik sepeda motor ku yang berwarna hitam itu, tak lupa ku pakai helm merah Jambu ku sebagai pengaman.

Tibalah aku disuatu tempat entah tempat apa ini namanya, nampak ramai sekali begitu banyak orang bersorak Sorai seperti menyemangati.

Ku baca sebuah poster yang terpampang dipinggir jalan tertulis “TURNAMENT FUTSAL TAHUN 2018”.

“Sepertinya menarik,” ucapku sembari memarkir kan motorku ditempat yang sudah disediakan. Aku pakai topi ku dan segera beranjak dari tempat parkiran, aku berjalan dipinggir lapangan futsal tersebut, yang sedikit dipasangi kawat sebagai pengaman.

“Ramai sekali dan sepertinya disini tidak ada orang yang ku kenal,” kataku lirih sembari mengambil potret para pemain futsal itu dengan kamera yang sengaja ku bawa tadi.

Seketika mataku tertuju pada seorang pria yang menggunakan sweater putih , yang merupakan salah satu pemain putsal yang kala itu sedang bertanding.

Tak tahu kenapa dadaku bergetar melihat nya , hatiku merasa senang ….

Bersambung….

error: Content is protected !!