Trauma di Bangku Sekolah: Korban Bullying di Depok Alami Trauma Mendalam, RRD Pertanyakan Tanggung Jawab Sekolah!

Trauma di Bangku Sekolah: Korban Bullying di Depok Alami Trauma Mendalam, RRD Pertanyakan Tanggung Jawab Sekolah!

Spread the love

Depok, 18 November 2025 – Kasus perundungan (bullying) di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Depok bukan hanya sekadar insiden kekerasan fisik. Lebih dari itu, kasus ini meninggalkan luka psikologis yang mendalam bagi korban, A, dan memicu pertanyaan mendasar tentang tanggung jawab sekolah dalam melindungi kesehatan mental siswanya.

Radio Relawan Depok (RRD), yang mendampingi keluarga korban, menyoroti bahwa dampak bullying tidak hanya terlihat secara fisik, tetapi juga merusak kepercayaan diri dan kesejahteraan emosional anak. “Kami sangat khawatir dengan kondisi psikologis A. Dia mengalami trauma mendalam dan ketakutan untuk kembali ke sekolah,” ujar SJ Vatandra Sembiring, S.H., selaku Tim Hukum RRD.

Menurut penuturan Ibu A, A menjadi lebih pendiam, mudah cemas, dan sering mengalami mimpi buruk setelah insiden bullying tersebut. “Dia selalu bertanya, ‘Apakah aku aman di sekolah?’ Pertanyaan itu menghancurkan hati saya,” ungkap Ibu A dengan nada sedih.

RRD mempertanyakan apakah pihak sekolah memiliki protokol yang memadai untuk memberikan dukungan psikologis kepada korban bullying. “Apakah ada konselor atau psikolog yang tersedia di sekolah? Apakah guru-guru dilatih untuk mengenali tanda-tanda trauma pada siswa?” tanya Vatandra.

RRD juga menyoroti perlunya pendekatan yang lebih holistik dalam menangani kasus bullying. “Sanksi terhadap pelaku memang penting, tetapi yang lebih penting adalah memberikan dukungan kepada korban untuk pulih dari trauma yang dialaminya,” tegas Vatandra.

Dalam pertemuan dengan kepala sekolah dan wali kelas A, RRD mendesak pihak sekolah untuk memprioritaskan pemulihan psikologis A. “Kami meminta agar A diberikan akses ke konseling dan terapi yang memadai. Kami juga meminta agar sekolah menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung baginya,” ujar Vatandra.

RRD juga menyoroti perlunya keterlibatan aktif dari orang tua dalam proses pemulihan korban bullying. “Orang tua adalah garda terdepan dalam memberikan dukungan kepada anak-anak mereka. Sekolah dan orang tua harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi korban bullying,” kata Vatandra.

Radio Relawan Depok menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental anak-anak. “Bullying bukan hanya masalah fisik, tetapi juga masalah psikologis yang serius. Mari kita ciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak kita, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,” pungkas Vatandra.

Editor: Romo Kefas

error: Content is protected !!