DENPASAR – Janji Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Eddy S Bramiyanto untuk memamerkan produk istimewa pada Kontak Dagang dan Pameran di Trans Studio Mal Denpasar, Bali, dibuktikan. Di salah satu stan pameran, ada aksesoris berbahan air susu ibu (ASI).
Sekilas, orang tidak akan menyangka jika itu adalah ASI. Mata cincin yang berwarna putih susu, menyerupai mutiara. Sama halnya dengan liontin, yang tampak seperti batu giok putih.
Tak cukup sampai di situ, aksesoris dari ASI itu akan semakin bernilai seni, dengan tambahan rambut dan tali pusar.
Chief Operating Officer Elinor DNA Jewelry Sukoharjo, Irhan Ibrahim, menyampaikan, pihaknya membuat aksesoris berbahan ASI dan tali pusar tersebut, bukan untuk jimat atau sesembahan. Namun, untuk mendokumentasikan memori dengan anak.
“Jadi, lebih pada memorial. Makanya, kami hanya membuat perhiasan ini hanya dari ASI atau tali pusar yang dikirimkan oleh customer. Selama ini kan juga ada ibu yang kelebihan ASI. Daripada dibuang, customer memilih untuk membuat memori kelahiran anaknya dengan perhiasan ini,” beber Irhan, saat dijumpai di stan pameran produk Jateng, di Trans Studio Mal Denpasar, Bali, Sabtu (20/7/2024).
Ditambahkan, unduk mendapatkan aksesoris itu, pihaknya memberlakukan sistem preorder. Pembeli mengirimkan ASI ke workshop, kemudian ASI tersebut akan dikristalkan menjadi seperti batu. Setelah itu, baru disatukan dengan perhiasan. Modelnya pun bisa memilih sendiri.
“Pengerjaannya kurang lebih dua miggu, tergantung antrean order, dan seberapa sulit desainnya. Untuk biaya juga tergantung desain, antara Rp800 ribu-Rp2 jutaan. Bisa lebih kalau mintanya emas yang bagus,” terang Irhan.
Dia mengatakan, pembeli juga bisa membuat aksesoris dari tali pusar maupun rambut, yang pengerjaannya lebih rumit. Bahkan, pihaknya memiliki karya dari ASI, tali pusar, dan rambut, yang dinamakan tree of life atau pohon kehidupan. Di mana daunnya terbuat dari tali pusar, dahan dari rambut, dan dasarnya terbuat dari ASI.
“Sebulan kami bisa mendapat sekitar 200 orderan. Memang, produk ini masih jarang. Jadi, lewat pameran di Bali ini, kami ingin mengenalkan dulu, supaya lebih banyak orang yang tahu,” ujarnya.(***)