Dari Tari Saman ke Batik: Momen Seru Pertukaran Budaya di SMAN 4 Bogor

Dari Tari Saman ke Batik: Momen Seru Pertukaran Budaya di SMAN 4 Bogor

Spread the love

Bogor – Suasana meriah dan penuh semangat terasa di lingkungan SMA Negeri 4 Bogor pada Selasa (22/4/2025), saat rombongan siswa dari Eckart College Eindhoven, Belanda, tiba di halaman sekolah yang berlokasi di kawasan Layungsari, Bogor Selatan. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan kolaboratif yang diinisiasi oleh DeTara Foundation bekerja sama dengan Wilde Ganzen Foundation, Global Exploration, serta Eckart College Eindhoven.

Penyambutan hangat dilakukan oleh guru dan siswa SMA Negeri 4 Bogor melalui penampilan Tari Saman dan lagu-lagu daerah berbahasa Sunda. Kesan pertama yang penuh semangat dan keramahan Indonesia langsung dirasakan para siswa Belanda sejak mereka tiba di sekolah.

Kepala SMA Negeri 4 Bogor, Yulianti Rosdian, S.Pd, M.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bukti nyata pentingnya hubungan internasional dalam dunia pendidikan.
“Kami merasa terhormat menerima kunjungan dari sahabat-sahabat kami di Belanda. Ini bukan sekadar kunjungan biasa, tetapi sebuah pembelajaran lintas budaya yang sangat berharga, baik bagi siswa kami maupun siswa dari Belanda. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi program tahunan yang memberikan dampak positif dan memperluas wawasan siswa,” ujar Yuli.

Selama tiga hari (22 – 24 /04/25) berada di SMA Negeri 4 Bogor, para siswa Belanda mengikuti berbagai kegiatan pembelajaran di kelas, mulai dari Bahasa Indonesia, Fisika, hingga Sejarah. Namun bukan hanya pembelajaran akademik yang menjadi sorotan, justru keterlibatan mereka dalam issue perubahan iklim, kegiatan Adiwiyata, dan ekstrakurikuler menghadirkan momen-momen yang lebih mendalam dan mengesankan.

Di Kelas Inovasi SMA Negeri 4, siswa Belanda belajar membuat kerupuk ginseng—sebuah produk olahan lokal yang dikembangkan sekolah dalam rangka program sekolah sehat dan berkelanjutan. Mereka tampak antusias mencoba mencetak dan menggoreng kerupuk, sambil tertawa dan berdiskusi dengan siswa Indonesia tentang bahan-bahan herbal yang digunakan.

Tak kalah menarik, kegiatan membatik yang biasanya menjadi bagian dari pelajaran seni budaya, kali ini menjadi jembatan interaksi yang hangat antar siswa. Dengan penuh ketekunan, para siswa Belanda mencoba mencanting malam di atas kain mori sambil belajar filosofi motif batik khas Jawa Barat.

“Saya belum pernah melihat atau mencoba membatik sebelumnya, ini sangat rumit tapi indah. Saya ingin membawa pulang kain yang saya buat hari ini sebagai kenang-kenangan,” ujar salah satu siswa Eckart College dengan wajah berseri.

Rangkaian kegiatan ekstrakurikuler juga meninggalkan kesan yang mendalam. Saat mengikuti seni tari dan seni suara tradisional, para siswa Belanda diajak mengenakan kostum tradisional dan mempelajari gerakan dasar Tari Jaipong serta menyanyikan lagu daerah. Mereka juga dengan semangat mengikuti latihan pencak silat, dipandu langsung oleh pelatih dari ekskul bela diri sekolah. Suasana penuh semangat dan gelak tawa tampak memenuhi halaman sekolah ketika mereka diajak bermain dan berlatih bersama.

Pada hari terakhir, suasana keakraban semakin terasa saat digelar kegiatan olahraga bersama. Mereka bermain galasin, cing benteng, voli, dan basket bersama siswa SMA Negeri 4 Bogor. Kegiatan ini menjadi momentum perpisahan yang hangat, diselingi pelukan dan foto bersama yang merekam kenangan manis antara dua budaya berbeda.

Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Balai Kota Bogor, para siswa juga berkesempatan mengunjungi Balai Kirti, Istana Bogor, dan Museum Kepresidenan untuk mengenal lebih dekat sejarah dan kebudayaan Indonesia.

Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Wilayah 2, Lima Faudimar, S.STP, yang turut hadir menyambut para siswa Belanda di SMAN 4 Bogor memberikan apresiasi atas kegiatan ini.


“Kami sangat bangga dengan SMA Negeri 4 Bogor yang mampu menghadirkan pengalaman berharga melalui kolaborasi internasional ini. Ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga tentang empati, budaya, dan kerjasama global. Kami berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak sekolah ke depannya,” ujarnya.

Senada dengan itu, Pengawas Pembina SMA 4 Kota Bogor, Susianti Rosalina. S.Pd, M.Pd menilai kegiatan ini sebagai bentuk pembelajaran karakter yang sesungguhnya.
“Anak-anak belajar banyak hal: menghargai perbedaan, bekerja sama, dan mengenal nilai-nilai kearifan lokal. Ini sangat penting untuk membangun generasi yang inklusif dan terbuka terhadap dunia luar. Kami mendukung penuh agar kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin,” tuturnya.

Direktur DeTara Foundation, Ir. Latipah Hendarti, M.Sc menegaskan kembali bahwa kegiatan ini dalam rangka pelibatan partisipasi aktif generasi muda dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan Pembangunan berkelanjutan diantara generasi muda global baik tujuan Pendidikan, dan tujuan yang terkait lingkungan dimana DeTara Foundation memiliki fokus dalam programnya.

“SMAN 4 Kota Bogor menjadi salah satu mitra dalam kegiatan ini, mengingat SMAN 4 Kota Bogor menjadi salah satu sekolah Adiwiyata yang mengintegrasikan Pendidikan Lingkungan Hidup dalam pembelajarannya, termasuk sudah mulai menerapkan 3R (Reduce, Reuse Recycle) dalam pengelolaan sampah, mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan sekolah dalam konservasi keanekaragaman hayati, dengan keterbatasan lahan dapat dilihat terdapat tanaman obat dari mulai jenis rimpang (Jahe, kunyit, dll), tanaman pangan lokal talas, ubi, singkong, bahkan tanaman pagar yang berfungsi sebagai tanaman pangan seperti daun suji, mamangkokan (penyebutan oleh orang sunda),” katanya menjelaskan.

Turut serta hadir dalam salah satu kegiatan tersebut, Pendiri DeTara Foundation Adv. Desi Sutejo, S.H, M.H, S.Mn, MM yang juga merupakan salah seorang alumni SMAN 4 Kota Bogor. Desi Sutejo menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Komite Sekolah, Guru Guru dan semua warga sekolah yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

“Ini adalah sinergi hadapi perubahan iklim untuk Generasi Sehat, Cerdas dan Berkarakter,” tuturnya.

Kunjungan yang berlangsung singkat ini tak hanya mempererat hubungan antarlembaga pendidikan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai toleransi, persahabatan, dan pemahaman lintas budaya di kalangan generasi muda.(Yd)

error: Content is protected !!