Fernando Antonio Rening: Perlu Punya Strategi Belajar Mandiri

Fernando Antonio Rening: Perlu Punya Strategi Belajar Mandiri

Spread the love

Jakarta, Klikberita.net . Putra pertama pengacara senior Dr. Stefanus Roy Rening, SH., MH., Fernando Antonio Rening, bercerita kepada awak media pada Rabu (13/10/2021) di kantor ayahnya terkait pegalamannya saat studi di Universitas Maranatha, Fakultas Kedokteran.

Nando, panggilan akrabnya menjelaskan bahwa “awalnya menjadi dokter adalah karena di dorong oleh orang tua. Namun, setelah menjalani kedokteran butuh perjuangan. Sebagai dokter harus belajar dan berjuang, karena dokter menangani manusia, menyangkut nyawa”, jelas pria kelahiran 31 Januari 1997 ini.

Selama pendidikan yang perlu dipersiapkan selama studi adalah belajar mandiri. “Awalnya, saya kesulitan masuk kedokteran, karena cara belajarnya keras dan teman-teman yang masuk kedokteran juga orang-orang yang sangat hebat-hebat”.

“Saat menemukan cara belajar sendiri  perlu dikembangkan pada eksplorasi belajar dan bisa memaksimalkan waktu belajar”, jelas pria berkacamata ini.

“Butuh eksplorasi sendiri untuk belajar, karena di dalam kedokteran ilmunya sangat luas, karena apa yang diajarkan oleh dosen saat dalam kelas, perlu digali dan dieksplorasi, supaya ilmu bisa berkembang”, tambahnya.

Lebih lanjut Nando berkata “Saya punya rasa keingintahuan yang tinggi dalam pembelajaran sehingga harus terus mengeksplorasi setelah selesai kuliah, supaya bisa mengimbangi”.

“Saat belajar anatomi tubuh saja sangat rumit untuk dipelajari, karena terkoneksi keseluruh ilmu-ilmu lainya seperti fisiologi dan yang lainnya. Belajar terkait tubuh manusia sangat komplek, seperti fisiologi dan yang lainnya”, jelasnya.

Belajar terkait tubuh manusia akan membantu agar bisa mendiagnosis penyakit. “Ilmu yang dipelajari dari anatomi tubuh akan bermanfaat saat akan mendiagnosis penyakit dalam tubuh manusia, sehingga bisa menentukan obat yang sedang sakit”, terangnya.

Dengan pembelajara itu akan mempermudah dalam pemberian obat bagi pasien. “Mempertajam untuk diagnosis gejala dan penyakit yang dihadapi pasien supaya dapat merekomendasikan obat yang dibutuhkan”, tambah Nando.

Terkait gaya belajar, Nando menjelaskan harus bisa memahami gaya belajar sendiri agar bisa masimal. “Setiap orang punya gaya belajar masing-masing, sehingga saya harus mencari gaya belajar agar bisa maksimal dalam belajar” ungkapnya.

Ilmu yang diperoleh saat kuliah akan membuat semakin jeli dalam mendiagnosis penyakit melalui pertanyaan-pertanyaan awal. “Memberi pertanyaan yang mengerucut agar bisa mendiaknosis secara awal”, terangnya.

Nando juga membeberkan proses yang dilaluinya menjadi dokter. “Tahap yang saya lalui setelah lulus SMA, masuk perguruan tinggi untuk kuliah kedokteran. Saat kuliah kependidikan dokter untuk mendapat gelar S.Ked, setelah itu baru masuk lanjut ke profesi dokter. Untuk menjalani koas selama dua tahun. Setelah lulus koas akan ada uji komptensi. Setelah lulus uji kompetensi maka akan angkat sumpah dokter. Setelah selesai sumpah dokter maka akan melanjutkan mengikuti program internship yang difasilitasi oleh pemerintah supaya nantinya setelah selesai internship bisa membuka praktek sendiri”.

Saat sumpah dokter pada 08 Oktober 2021 lalu, peraih IPK 3.76, cum laude, ditunjuk mewakili teman-temanya untuk menyampaikan kata sambutan.

Proses awal kuliah di Fakulta Kedokteran, Nando menjelaskan “saat awal masuk kuliah terus bergumul agar bisa masuk fakultas kedokteran. Setelah tamat SMA saya sudah mencoba kebeberapa perguruan tinggi negeri, namun belum mendapat kesempatan. Pada akhirnya, saat detik-detik terakhir pendaftaran di Universitas Kristen Maranatha akhirnya bisa masuk”, kisahnya.

Terkait banyaknya yang gagal menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran karena tidak siap dana dan daya yag mendukung. “Kegagalan di Kedoktera itu, karena masalah biaya, sehingga harus mengukur kemampuan finansial saat masuk kedokteran. Jangan hanya ikut-ikutan karena kerenya saja di Fakultas Kedokteran, tetapi perlu ada komitmen untuk menyelesaikannya”, pungkas Nando.
APM

error: Content is protected !!