Surabaya, 8/08/ 2024 – klikberita.net Beberapa fakta miris tentang wawasan kebangsaan masyarakat dan generasi muda Indonesia saat ini terkuak dalam sebuah paparan publik bertajuk “Pemantapan Wawasan Kebangsaan Dan Bela Negara” pada Senin 5 Agustus 2024 lalu di Hotel Fave Sidoarjo.
Paparan publik tersebut dihelat oleh Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur dan Pepabri Jawa Timur, dan dihadiri oleh 10 oranisasi masyarakat terkemuka di Jawa Timur. Salah satu diantaranya adalah, Setya Kita Pancasila DPW Jawa Timur Organisasi Massa yang proses kelahirannya sesuai amanah undang – undang Dasar 1945 dalam perjuang belanegara – Hankamrata .
“Data menunjukan, 24 dari 100 orang Indonesia tidak hafal Pancsila. 18 dari 100 orang Indonesia tidak tahu judul Lagu Kebangsaan RI dan 53% orang Indonesia tidak hafal lirik lagu Kebangsaan Indonesia”, ungkap Letkol (Pur) Drs.Didi Suryadi MAP selaku salah satu pemateri acara tersebut di atas.
Lebih lanjut Didi mengatakan, saat ini generasi muda Indonesia berada dalam situasi darurat wawasan kebangsaan, karena kurang memiliki semangat militansi dalam hal bela negara dan kecintaan terhadap tanah air. Padahal, potensi besar NKRI sebagai kepulauan terbesar di dunia dan sebagai negara ini selalu diiri oleh banyak negara lain yang tidak sekaya negeri ini dalam berbagi hal.
Ketika rasa bangga terhadap NKRI ini meluntur, maka itu merupakan celah bagi masuknya pengaruh dan infiltrasi kekuatan asing. Peghancuran NKRI tidak terjadi melalui pengerahan pasukan perang penghancur, namun cukup dengan melemahkan sendi-sendi rasa cinta tanah air dan budaya bangsa yang dengan mudah dilemahkan oeh kekuatan asing. Karena generasi muda saat ini lebih kagum terhadap budaya dan produk asing daripada kebesaran budaya bangsa yang telah di bangun oleh nenek moyang kita sejak zaman kerajaan sriwijaya, zaman kerajaan Kediri melalui Raja Airlangga hingga para founding fathers Sekarno – Hatta yang melahirkan kemerdekaan RI pada tahun 1945.
Sementara itu pemateri kedua Masduki, SH, MH penyuluh penyalahgunaan dan pemberantasan narkoba dari BNNP Jawa Timur menyampaikan, peredaran dan penyalahguaan narkotik di kalangan masyarakat juga sudah sampai pada situasi darurat dan meresahkan.
“Pada tahun 2015 lalu Presiden RI Joko Widodo menyatakan Indonesia berada dalam situasi darurat narkoba”,ungkap Masduki dengan nada serius dan mimik wajah penuh keprihatinan.
Pengedaran dan penyalahgunaan narkoba oleh masyakat merupakan sebuah kejahatan yang masuk pada ranah extraordinary crime, kejahatan terorganisir lintas negara yang akibatnya dapat merusak sendi-sendi kehidupan suatu bangsa.
Geografi wilayah Indonesia yang sangat terbuka, demografi masyarakatnya yang sangat besar dan sistem penegakan hukum yang belum mampu memberi efek jera bagi para pelaku kejahatan narkoba merupakan beberapa faktor yang menjadikan pemberantasan peredaran narkoba di Indonesia menjadi rumit dan sulit diberantas. Selain itu, modus operandi dan variasi jenis narkoba juga terus berkembang. Mulai dari jenis gaja, permen hingga rokok elektronik vape yang semakin ngetrend.
“Ini merupakan forum pemaparan yang selaras dengan visi dan misi Setya Kita Pancasila dan sangat penting bagi masyarakat. SKP DPW Jawa Timur akan segera bersinerji dengan Pepabri Provinsi Jatim dan Bangkesbangpol Provinsi Jawa Timur dalam menggulirkan program pemantapan wawasan kebangsaan dan bela negara bagi masarakat, hingga penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba“, jelas Hanafi, selaku Ketua SKP Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Timur yang hadir dalam acara tersebut di atas.
Selain Hanafi, hadir dalam forum Pemantapan Wawasan Kebangsaan Dan Bela Negara ini Antony,SE,SH. selaku Pembina SKP dan Drs. Pungky Kusuma, MBA, M.M. selaku Ketua Bidang Media Massa & Humas SKP DPW Jawa Timur.(Red)