Buleleng, klikberita.net – Inflasi menjadi salah satu konsentrasi Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam upaya menurunkan lonjakan pangan. Berbagai sektor dilibatkan dalam penanganan ini, salah satunya melalui Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Buleleng yang menjadi salah satu ujung tombak dalam penanganan inflasi.
Dalam dialog interaktif bertema “Cegah Inflasi Melalui Ketahanan Pangan” pada salah satu stasiun radio, Jumat (17/5/2024), Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Gede Putra Aryana, membagikan kiat dan upaya pemerintah untuk menangani masalah inflasi.
Aryana menjelaskan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi daerah yang tercemin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah, mutu, aman, beragam, bergizi dan terjangkau untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
Ditambahkan olehnya, DKPP sendiri memiliki strategi ketahanan pangan yang terdiri atas tiga subsistem utama, yaitu ketersediaan, akses, dan penyerapan konsumsi pangan. “Tiga subsistem ini harus bisa terpenuhi secara optimal. Itu salah satu strategi kami dalam upaya menekan inflasi di Buleleng,” paparnya.
Untuk penerapan dari tiga subsistem itu, Aryana menjelaskan bahwa ketersediaan pangan harus memenuhi kebutuhan normatif masyarakat, menjaga cadangan pangan, distribusi serta harga agar menyesuaikan kebutuhan masyarakat serta mengarahkan masyarakat tentang keanekaragaman konsumsi agar tidak monoton pada satu produk saja demi menjaga stabilitas pangan nantinya.
“Jadi, kami bersama tim Satgas dan stakeholder terkait secara kontinu melakukan pengawasan dan pemantauan ke pasar dan distributor. Hal itu untuk memastikan ketersedian, harga dan tak kalah penting pangan itu aman untuk di konsumsi,” tuturnya.
Mantan Camat Busungbiu itu menerangkan bahwa selain tiga subsitem utama ketahanan pangan tadi, pihaknya juga mempunyai program penanganan kerawanan pangan dan gizi (SKPG), program peningkatan dan ketahanan pangan masyarakat yang mencangkup pengawasan pasokan dan harga pangan, pengelolaan cadangan pangan, penguatan lumbung pangan masyarakat desa, serta pemberdayaan masyarakat dalam penganekaragaman konsumsi pangan.
(KaSuy)