Kades Kemuning Tokoh Hindu Pemimpin Desa Toleransi di Karanganyar

Kades Kemuning Tokoh Hindu Pemimpin Desa Toleransi di Karanganyar

Spread the love

Karanganyar – Bagi warga Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Bhinneka Tunggal Ika sudah bukan sekadar semboyan. Kehidupan bertoleransi seakan sudah terpatri di dalam diri setiap warganya.

Salah satu buktinya terlihat dari sosok Kepala Desa Kemuning, Widadi Nur Widyoko, yang merupakan tokoh agama Hindu. Meski warganya mayoritas muslim, Widadi tiga kali terpilih sebagai kades.

Pria yang menjabat Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Karanganyar ini menyebut toleransi di Kemuning sudah terbangun sejak dulu. Hingga kini, masyarakat di desa dengan ikon kebun teh itu masih merawat warisan toleransi dari nenek moyang.

“Sebenarnya keberagaman di Kemuning sudah sejak dulu, kami tinggal menjaga dan merawat karena ini warisan dari pendahulu. Desa Kemuning menekankan semangat gotong royong, kebersamaan, toleransi, sebagai modal kita hidup,” kata Widadi saat dihubungi Awak media, Rabu (17/8/2022).

Kepala Desa Kemuning Widadi Nur Widyoko

Dia mencontohkan, warga secara sukarela bersama-sama mengerjakan pembangunan tempat ibadah. Masjid, pura, hingga gereja di sana dibangun atas swadaya masyarakat.

“Warga itu saat membangun masjid datang (membantu), membangun pura datang, membangun gereja datang. Memang semua kegiatan di sini masih gotong royong,” ujarnya.

Begitu pula saat peringatan keagamaan, warga saling membantu dalam hal keamanan. Seperti misalnya kegiatan Idul Fitri, umat lainnya turut mengamankan.

“Saat Idul Fitri, semua pemuda Hindu menjaga. Kalau Nyepi, pemuda muslim yang menjaga, begitu juga nasrani,” ungkapnya.

“Jadi kalau saya terpilih menjadi kades itu bagi warga Kemuning biasa saja. Kebetulan saja baru-baru ini muncul isu-isu intoleransi, sehingga orang luar melihatnya tak biasa,” imbuhnya.

Sebagai kades, Widadi memiliki program utama meningkatkan perekonomian masyarakat. Caranya ialah mengoptimalkan potensi wisata yang dahulu hanya dikenal kebun teh, kini muncul objek-objek wisata baru.

“Ikonnya tetap kebun teh. Tapi sekarang warga membuat wisata air Kali Pucung, river tubing Pring Kuning, taman satwa dan lain-lain. Pengangguran kecil sekali. Hampir semua menikmati hasil dari pariwisata,” ungkap dia.

Warga pun mulai memanfaatkan rumahnya untuk disewakan sebagai homestay. Selanjutnya, Widadi akan meluncurkan Kemuning sebagai desa digital.

“Homestay sekarang juga sudah mulai online. Nanti November 2022 kita launching wisata digital, semua pakai barcode, bayar pakai nontunai. Ini kita sedang persiapkan perangkatnya,” pungkasnya. (Kfs)

error: Content is protected !!