Kampung Menari Wadah Srawung Masyarakat Lewat Gerak Tari

Kampung Menari Wadah Srawung Masyarakat Lewat Gerak Tari

Spread the love

Umbulharjo – Sebanyak lebih dari seribu penari yang berasal dari 169 kampung se-Kota Yogyakarta meramaikan Gebyar Kampung Menari pada Minggu (9/6/2024) sore di Taman Budaya Embung Giwangan.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto mengatakan, Gebyar Kampung Menari menjadi bagian dari upaya melestarikan budaya dalam bentuk seni tari. Khususnya bagi generasi muda agar budaya adiluhung yang dimiliki Kota Yogya dapat terus dijaga keberlanjutannya.

“Ini bentuk dari nguri-nguri khasanah budaya dan kesenian tari, supaya budaya lokal yang kita miliki tidak hilang, yang salah satunya kita coba bangkitkan melalui agenda tahunan Gebyar Kampung Menari. Utamanya untuk generasi muda, supaya mengenal dan bisa mengaktualisasikan seni dan budaya yang ada,” katanya.

Pembukaan Gebyar Kampung Menari 2024.

Menurutnya antusiasme penari dari 169 kampung menjadi satu bentuk kepedulian masyarakat yang dilakukan dengan aksi nyata, dalam menjaga dan melestarikan seni budaya lokal. Dipadukan dengan kreativitas setiap kampung dalam mengkreasikan seni tari yang ditampilkan.

“Secara fakta antusiasme masyarakat sangat luar biasa, dan ini menjadi bukti bahwa masyarakat butuh diberikan ruang dan kesempatan untuk berkreasi. Maka dari itu harapannya kegiatan tahunan ini dapat terus berlanjut, seiring dengan pemanfaatan Taman Budaya Embung Giwangan yang lebih luas lagi,” ujarnya.

Penampilan para penari dari 169 kampung di Kota Yogyakarta.

Sejalan dengan itu Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti menjelaskan, selain dalam rangka memeriahkan HUT ke-77 Pemkot, acara tersebut juga untuk mewadahi potensi para seniman ataupun penari dari seluruh kampung di Kota Yogya.

“Kami telah memulai Kampung Menari pada tahun 2023, dan acara Gebyar ini menjadi kali kedua diselenggarakan sebagai agenda tahunan. Di mana setiap kampung diberikan satu instruktur tari, untuk menjadi mentor bagi warga masyarakat tanpa batasan gender, usia dan latar belakang, anak-anak, remaja, orang tua, semua bisa ikut terlibat,” jelasnya.

Pihaknya menyatakan kehadiran Kampung Menari tidak hanya untuk melestarikan seni budaya, dengan mengasah atau melatih gerak tari, tapi juga sebagai wadah sosialisasi dan srawung bagi masyarakat, yang bisa menumbuhkan rasa solidaritas antar warga juga antar kampung untuk saling mengenal.

Anak-anak juga turut memeriahkan Gebyar Kampung Menari 2024.

“Dengan mengangkat semangat srawung khas Yogya, Gebyar Kampung Menari mengajak masyarakat untuk menarikan Tari Jampi Jogja secara massal, yang juga menjadi bentuk apresiasi kepada masyarakat dalam seni tari. Untuk bersama-sama menciptakan interaksi sosial serta memperkuat rasa solidaritas, serta menghidupkan suasana di wilayah agar lebih harmoni,” terangnya.

Sementara itu salah satu penari asal Kemantren Wirobrajan, Tria mengungkapkan sejauh ini kegiatan Kampung Menari di wilayahnya sudah rutin berjalan setiap Selasa Wage dan Kamis Pahing. Di mana antusiasme warga juga cukup baik, tidak hanya usia anak-anak yang ikut berlatih tapi juga para remaja hingga orang tua ikut berpartisipasi.

“Untuk persiapan intens Gebyar Kampung Menari sekitar dua minggu, dan harapannya di tahun depan bisa kembali dilaksanakan dengan peserta yang lebih banyak lagi, supaya semakin banyak masyarakat yang ikut melestarikan dan menjaga seni budaya lokal Yogyakarta,” ungkapnya. (Jul)

error: Content is protected !!