Jakarta, KLIKBERITA.NET – Tim Muhibah Angklung, tim seni dan budaya asal Bandung, Jawa Barat, tampil membanggakan di “Jeddah Season”, panggung spektakuler bertaraf internasional di Jeddah, Arab Saudi. Tim tampil bersama artis-artis papan atas dari berbagai negara antara lain Nikhita Ghandi, Salman Ali (India), Aima Baig, Bilal Saeed, Rebeeca Khan (Pakistan), Yeng Konstantino, Eric Santos (Filipina), Ishara Akkalanka (Srilanka), dan Pramod Kharel (Nepal).
Berdasarkan siaran persnya yang diterima redaksi Media online ini, Minggu (5/8/2024), diungkapkan Tim Muhibah Angklung baru saja menyelesaikan rangkaian perjalanan misi budaya yang gemilang, dimulai sejak 5 Juli 2024. Bertujuan memperkenalkan angklung sebagai warisan budaya Indonesia, tim ini berhasil menaklukkan hati penonton di berbagai negara di Mediterania dan Timur Tengah.
Perjalanan ini dimulai dengan partisipasi dalam Festival Internasional di Portugal dan Spanyol, diikuti dengan penampilan di Uni Emirat Arab, dan mencapai puncaknya di Arab Saudi.
Di Arab Saudi, Tim Muhibah Angklung tampil di berbagai kota, termasuk di Cultural Palace di Riyadh, Cultural Centre “Hayy Jameel” di Jeddah, Rabu (1/8), dan dalam acara “Jeddah Season, Community and Asian Cultural Concerts”, Kamis (2/8/2024). Setiap penampilan berhasil menciptakan resonansi budaya yang mendalam, memperkenalkan angklung dan budaya Indonesia kepada audiens internasional.
Penampilan di “Hayy” Jameel dan “Jeddah Season” menjadi salah satu sorotan utama dari perjalanan ini. Tim Muhibah Angklung memulai acara dengan menyajikan rangkaian tarian tradisional Indonesia, seperti Badindin dari Sumatra Barat, Layayaran Hariring Haleuang Tembang dari Jawa Barat, Jali-Jali dari DKI Jakarta, Yamko Rambe Yamko dari Papua, dan Janger dari Bali.
Setiap gerakan dan alunan musik angklung membawa penonton dalam perjalanan melintasi kepulauan Indonesia, memperlihatkan keragaman budaya yang kaya.
Pada sesi berikutnya, tim menunjukkan fleksibilitas angklung dengan membawakan lagu-lagu pop internasional, seperti “Rahmatan Lil’Alamieen” karya Maher Zain hingga “Libiamo ne’ lieti calici” oleh Opera La Traviata dan diakhiri dengan “Magic in The Air” oleh Magic System ft. Chawki. Tim Muhibah Angklung berhasil memukau sekitar 2.000 penonton yang hadir, yang kemudian memberikan standing ovation sebagai penghargaan atas penampilan mereka yang memukau.
Senior Manager, Partnership & Business Development Art Jameel, Fatima Mazzah mengatakan Hayy Jameel adalah pusat kreatif di Arab Saudi yang dikenal dengan berbagai program dan kegiatan budayanya. Latar belakang pusat budaya ini adalah untuk menyatukan orang-orang. Pihaknya sangat berbahagia hati karena bulan ini dapat berkolaborasi dengan KJRI Jeddah, menghadirkan Tim Muhibah Angklung untuk memperkenalkan budaya Indonesia. Penduduk lokal jelas sangat tertarik dan puas dengan penampilan yang diberikan oleh tim.
“Kami harap ke depannya kami dapat berdiskusi lebih lanjut dengan konsulat Indonesia agar bisa menghadirkan lebih banyak pameran seni, tarian, nyanyian, dan lain sebagai. Terima kasih banyak. Kegiatan ini sangat positif, sampai semua orang meminta lebih banyak lagu untuk ditampilkan,” ucapnya.
Seorang penonton di Hayy Jameel, Maryam Saddah, mengungkapkan, sangat menakjubkan! pihaknya harap punya lebih banyak waktu untuk menyaksikan show yang lain, menyaksikan tradisional musik asal Indonesia.
“Saya pribadi sangat excited menyaksikannya, mengingat nenek saya adalah keturunan Indonesia-Yaman! Terima kasih Indonesia, saya sangat senang kalian diberikan kesempatan untuk tampil di sini. MasyaAllah Tabarakallah, sangat indah dalam menyaksikannya. Indonesia dan Arab Saudi harus terus menjalin hubungan seperti ini, kita sudah sangat dekat bahkan seperti keluarga,” ujarnya.
Kesuksesan acara ini juga tidak lepas dari dukungan penuh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah. Dengan koordinasi yang baik, KJRI Jeddah telah menyediakan segala kebutuhan Tim Muhibah Angklung, termasuk akomodasi, transportasi, dan konsumsi.
Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Yusron Bahauddin Ambary, memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi tim dalam memperkenalkan budaya Indonesia.
“Alhamdulillah hari ini kita baru saja menyaksikan pertunjukan yang spektakuler dari teman-teman muhibah angklung. Senang rasanya bisa berkontribusi memilih tempat venue teman-teman tampil. Kami percaya bidaya adalah salah satu sarana yang paling mudah, baik, dan cepat untuk mempererat persahabatan antara 2 negara, dalam hal ini Saudi dan Indonesia,” ujar Yusron.
Lanjutnya, penampilan teman-teman tadi keren sekali, para warga Saudi sangat terkesan dan bahagia. “Setelah saya ngobrol dengan Miss Fatimah juga katanya belum pernah ada show semeriah ini, dan mereka berharap kedepannya lebih banyak grup dari Indonesia yang datang,” tambahnya.
Menurut Abdullah, anggota komunitas JeddahYuk, pihaknya suka banget tadi sama lagu Maher Zain dan We Are The World! Saya pribadi sejak awal tahu ada pertunjukan angklung hari ini, untuk itu pihaknya langsung merasa harus banget datang. “Bener aja, budaya Indonesia ini sangat diapresiasi. Ini salah satu jalan kita untuk merawat budaya kita dan mempromosikan budaya kita di mata internasional,” ucapnya
Ketua Tim Muhibah Angklung, Maulana M. Syuhada, mengaku bersyukur timnya mendapat apresiasi yang baik dari berbagai pihak.
“Kita diberi kesempatan tampil di Hayy Jameel ini antusiasnya luar biasa, yang dateng itu sekitar 250 orang dan kita dapat sebuah penghargaan istilahnya, karena Pak Konjen bisa hadir dan sambutannya luar biasa ya. Tadi kita liat penonton itu standing applause, juga meminta kita main lagi, ya. Biasanya kita cuman diminta main sekali, ini kita diminta main lagi sampai ada tambahan dua lagu dari yang kita rencanakan. Semoga ini merupakan awal yang baik untuk terus menumbuhkan hubungan yang harmonis antara Indonesia dan Arab Saudi. Semoga angklung juga bisa terus dikenal oleh masyarakat internasional,” ungkapnya.
Selain penampilan utama, Tim Muhibah Angklung juga turut merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-79 bersama KJRI Jeddah. Acara ini dimeriahkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan senam Poco-Poco bersama, menciptakan suasana kebersamaan dan kebanggaan nasional yang kuat.
Tak hanya itu, Tim Muhibah Angklung juga tampil di Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) dan di acara ulang tahun Viking cabang KSA Jeddah keenam di K10.
Dengan selesainya misi budaya ini, Tim Muhibah Angklung telah sukses menaklukkan empat benua dan membuktikan bahwa angklung memiliki daya tarik universal. Mereka berkomitmen untuk terus menyebarkan keindahan budaya Indonesia ke seluruh dunia.
“Tim Muhibah Angklung mengundang seluruh masyarakat untuk terus mendukung upaya mereka dalam mempromosikan budaya Indonesia. Bersama, kita dapat merayakan keberagaman dan keindahan budaya di dunia,” ujar Maulana.
Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan dari perwakilan RI di luar negeri, termasuk di Eropa, Mediterania, dan Timur Tengah, serta berkomitmen untuk memperluas pengetahuan tentang angklung dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia. Ia berharap upaya timnya dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai musik tradisional Indonesia.
Namun demikian, dalam mewujudkan perjalanan ini, Tim Muhibah Angklung saat ini memiliki kendala, yaitu masih kurangnya dana untuk perjalanan tersebut. Untuk itu, Maulana berharap adanya dukungan dan bantuan dari masyarakat, pemerintah, perusahaan, maupun pihak-pihak lainnya untuk menjadi donatur, sponsor, atau kerja sama lainnya.
Bagi pihak-pihak yang ingin membantu dapat menghubungi melalui email Tim Muhibah Angklung di [email protected]. Ia mengatakan, berapapun atau apapun dukungan yang diberikan akan sangat berharga bagi Tim Muhibah Angklung dalam memperjuangkan misi budaya tersebut. (***)