Menjadi Trending Topik Cafe Hexa, Keributan Kemarin Hari Berbuntut Panjang

Menjadi Trending Topik Cafe Hexa, Keributan Kemarin Hari Berbuntut Panjang

Spread the love

Tulungagung – Cafe Hexa yang sempat menjadi trending topik beberapa hari lalu berbuntut panjang. Dari pendalaman informasi tentang Cafe Hexa di barat jembatan Lembu Peteng itu menyatakan, cafe tersebut tidak mengantongi ijin operasi yang tentunya juga tidak memiliki ijin menjual minuman beralkohol sesuai aturan yang ada.

Ironisnya, meski tidak berizin, manajemen Cafe Hexa secara terang benderang, diduga melalui berbagai media sosial tampak getol mempromosikannya. Diantaranya melalui Instagram. Hexa Tulungagung.

“Izin mulai Bar, Hall, dan club malam saat ini memang masih dalam proses verifikasi. Mungkin besok bisa selesai, nanti kami share kalau sudah jadi,” ungkapnya, Managemen cafe Hexa, Febri saat dikonfirmasi dari beberapa awak media pada Selasa (14/11/22).

Cafe Hexa baru buka awal September lalu, berbagai langkah dan kordinasi dilakukan oleh managemen cafe itu sebagai tahap awal melakukan usaha, termasuk dipertemukan bersilaturahmi ke Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo.

“Saya masuk Tulungagung ini sebelum juragan e mengakuisisi Hexa. Namanya pendatang, untuk buka usaha semua harus diajak komunikasi, entah itu dari instansi atau pemerintahan, termasuk pernah dipertemukan ke Bupati Tulungagung dan Kejaksaan saat itu kalau tidak salah pak Mujiharto,” katanya.

Menurutnya, saat itu Bupati berpesan agar melengkapi ijin ijin sesuai aturan yang ada, dan sesuai arahan juragan Cafe Hexa yang menyatakan usaha kalau ada payung hukum yang jelas tentu lebih mudah.

Berbanding terbalik dengan pesan Bupati, padahal Surat Keterangan Penjual Langsung (SKPL) yang masih dalam proses, Hexa telah beroperasi sebagai mana telah memiliki ijin resmi.

Perlu diketahui, minuman beralkohol dibagi menjadi 3 golongan yakni, golongan A, B dan C. Golongan A adalah yang kadar alkoholnya di bawah 5%, golongan B kadar alkohol 5% -20% dan golongan C kadar alkohol 20% hingga 55%.

“Di Hexa sudah kami sediakan hingga yang kelas C, diantaranya Morgan dengan kandungan sekitar 40an persen, dan itu mengambil dari distributor lokal di Tulungagung sini,” ungkap Febri.

Ditanya mengenai besaran pajak yang dibayarkan kepada Pemkab Tulungagung, pria asal Kediri itu mengaku, ada menejemen kusus yang sudah menanganinya.

“Ada bagian yang menangani itu di Bapenda, detail besarannya nanti bisa konfirmasi lebih lanjut,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait isu oknum berinisial Y yang diduga menjadi backing cafe Hexa, Febri mengaku, individu tersebut sering datang dan membawa tamu.

“Kalau yang dimaksut adalah pria berkaca mata yang saat kejadian ricuh tempo hari memakai jaket coklat, beliau hanya tamu yang sering membawa tamu. Dan tentu ada fee yang didapat,” pungkasnya.( Arf/Iw )

error: Content is protected !!