Jakarta,Klikberita.net Konfrensi dan Konsultasi Nasional Menuju Indonesia emas 2045, yang dibuka oleh Luhut Binsar Panjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.
Di kesempatan tersebut Luhut mengajak pemimpin gereja untuk berpikir sederhana jangan hanya doa saja tetapi gereja harus mengambil tindakan nyata. Seperti di Papua, pendidikan harus menjadi focus dan gereja bisa secara formal mendorong pemerintah daerah dari tingkat kabupaten maupun Propinsi agar menciptakan sekolah unggulan, tidak perlu di semua wilayah tetapi cukup dua atau tiga sekolah unggulan untuk Papua.
“Gereja Perlu Aksi bukan Sekedar doa. Karena doa yang terbaik adalah diikuti aksi, dan saya yakin gereja punya segalanya, tinggal lakukan saja dan focus pada pendidikan, kesehatan dan pertanian”, tandas Luhut sembari menceritakan bagaimana DEL sekolah yang didirikannya menampung 30 anak dari Tolikara, Papua dan ternyata mereka cerdas-cerdas.
Kembali pada Papua kita harus berbuat dan menyampaikan kepada temen temen pimpinan Papua, agar pendidikan menjadi focus, karena kalaupun kaya sumber alamnya perlu orang yang bisa mengelolanya. Dan pendidikanlah yang membuat orang pandai dan mampu mengelola kekayaan alam tersebut.
Pemerintahan yang baru memiliki program pendidikan melalui sekolah unggulan untuk Papua sendiri rencananya akan di bangun dua sekolah unggulan tersebut.
Luhut di akhir sambutannya berharap agar konfrensi dan konsultasi nasional yang digelar oleh PPHKI dan LOT ini menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk pendidikan, kesehatan dan pertanian.
Sedangkan Budi Yuwono ketua sinode Abba Love konfrensi dan konsultasi nasional menuju Indonesia emas 2045 digelar masa transisi pemerintahan. Tentu tantangan pemerintah baru ini tak mudah, untuk itu melalui acara ini Budi berharap konfrensi dan konsultasi nasional ini bisa memberikan kontribusi yang nyata untuk gereja dan pemerintahan saat ini. Pendeta Lipius Biniluk ketua forum Kerukunan Umat Beragama Propinsi Papua menyampaikan bahwa doa dan kerja yang dilakukan agar semua orang ini mengalami Kristus. Sehingga kehadiran gereja membawa dampak ditengah bangsa ini.
Ketua umum Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili (PGLII) Pdt. Dr. Ronny Mandang bahwa spiritualitas itu penting. Pertanyaannya cuma arahnya kemana spiritualitas kita dengan jumlah 329 sinode ini. Kenyataannya gereja bertambah karena hasil perpecahan, bukan dari penginjilan. Maka setuju tidak ada penambahan sinode. Dan ini patut direnungkan bersama sejauhmana gereja agar berperan di bidang pendidikan, kesehatan dan pertanian.
“Saya melihat sejauhmana gereja berperan sedangkan validasi jumlah orang Kristen Indonesia sendiri tidak pernah ada yang tahu”, ujarnya bertanya.
Iman Santoso, dalam paparannya jelas transformasi jadi penting, di mana korupsi Indonesia menggila di mana mana, perpechan sangat mudah. Ekonomi jatuh semangat kedaerah muncul. Maka tegas Iman Santoso kuncinya para pendeta tidak minder sekalipun berhadapan dengan pemerintahan, jangan minder dengan orang kaya tapi korup. Untuk itu gereja harus bangkit. Gereja harus gelar traning masalah etika kujujuran dan bekerja keras. Contohnya sudah terjadi di Korea dan Cina. Korea mengalami perubahan dari seorang pendeta. Iman santoso yakin perubahan terjadi kalau cinta Tuhan cinta bangsa dan cinta pada jiwa jiwa.
Sementara Mark Bilies mengatakan gereja dibangun dari keluarga, pendidikan, seni media, bisnis ekonomi, kesehatan dan pemerintah. Dan gereja harus mengajar prinsip alkitabiah di semua aspek
Mark mengatakan cara berpikir memurnikan semua bangsa itu melalui pendidikan. Dan perlu diketahui Gagasan mendirikan universitas adalah gagasan orang Kristen di Eropa. Universitas bukan melatih menjadi pendeta, tetapi juga mendirikan Fakultas Hukum, media, ekonomi dan pemerintahan.
( @@ ).