PUTRI CHANPING

PUTRI CHANPING

Spread the love

Cerita Rakyat Putri Changping adalah seorang putri dari Dinasti Ming China. Changping memberi dampak lebih besar pada cerita rakyat dan budaya populer daripada pada sejarah, dengan berbagai cerita berputar di sekitar kisah selamatnya ia dari kematian itu.

Salah satu kisah menceritakan bahwa Changping menjadi seorang biarawati setelah jatuhnya Dinasti Ming. Dia berlatih kungfu dan menjadi pemimpin gerakan perlawanan terhadap Dinasti Qing. Dia dijuluki “Biarawati Suci Bertangan Satu” karena ketangguhnya dalam ilmu silat. Salah satu murid-nya Lu Siniang, adalah pahlawan yang membunuh Kaisar Yongzheng dalam cerita rakyat.

Changping juga muncul sebagai karakter utama dalam novel Louis Cha Sword Stained with Royal Blood (Kim Coa Kiam). Dia disebut A’jiu (A Kiu) dalam novel dan memiliki hubungan romantis dengan Yuan Chengzhi (Wan Sin Cie). Namun di akhir novel, setelah kehilangan lengan, dia memutuskan untuk menjadi biarawati dan mengubah namanya menjadi Jiunan.

Dia juga memiliki peran kecil dalam The Deer and Cauldron (Kaki Tiga Menjangan), yaitu novel lain dari Louis Cha yang dianggap sebagai sekuel tidak resmi dari Sword Stained with Royal Blood. Dalam The Deer and Cauldron, Jiunan menjadi guru silat Wei Xiaobao.

Kisah cinta Changping dan Zhou Xian juga banyak diadaptasi dalam opera Kanton, berjudul Di Nü Hua (Emperor’s Daughter Flower). Opera ini kemudian lebih lanjut diadaptasi menjadi film dan drama televisi.

Sejarah

Changping (sekitar 1629-1646) adalah putri Kaisar Chongzhen dari Permaisuri Wang Shun. Setelah Permaisuri Wang meninggal karena sakit tidak lama setelah melahirkan Changping, sang putri dibesarkan oleh Ratu Zhou. Changping memiliki seorang kakak perempuan, Putri Kunyi, dan seorang adik perempuan, Putri Zhaoren.

Ketika Changping berusia 16 tahun, ayahnya mengatur pernikahannya dengan Zhou Xian, seorang komandan militer. Namun, pernikahan mereka terpaksa tertunda karena pemberontakan yang dipimpin oleh Li Zicheng sedang memasuki Beijing.

Ketika ibukota akhirnya jatuh ke pasukan pemberontak Li Zicheng itu, Chongzhen menjadi putus asa dan mulai membunuh anggota-anggota keluarga kerajaan, termasuk Putri Zhaoren. Kaisar berteriak pada Changping, “Mengapa kau harus dilahirkan dalam keluarga ini?” Dan menebas pedangnya padanya, memotong lengan kiri Putri Changping.

Karena kehilangan banyak darah, Changping pingsan, tetapi sadar lima hari kemudian dan selamat, sementara ayahnya bunuh diri dengan menggantung dirinya di pohon.

Pada tahun 1645, Changping meminta izin kepada Kaisar Shunzhi dari Dinasti Qing untuk menjadi biarawati. Shunzhi menolak dan mengaturnya agar menikah dengan Zhou Xian.

Pasangan ini memperlakukan satu sama lain dengan hormat setelah pernikahan mereka. Changping meninggal karena sakit setahun kemudian dan dimakamkan di luar Gerbang Guangning.

Diterjemahkan oleh Nonik Dahlia dari: Princess

error: Content is protected !!