Hadiri Wisuda RMIT University di Melbourne, Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Para Alumni Kembali ke Indonesia

Hadiri Wisuda RMIT University di Melbourne, Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Para Alumni Kembali ke Indonesia

Spread the love

MELBOURNE – PN NEWS Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menghadiri ‘2022 RMIT University Graduation’ di Marvel Stadium Melbourne Australia. Ini adalah wisuda pertama pasca pandemi covid-19 yang di gelar Royal Melbourne Institute of Technologi (RMIT) University yang diikuti lebih dari 10.000 wisudawan dari berbagai bidang ilmu tiga angkatan sekaligus. Angkatan 2020, 2021 dan 2022.

Bamseot datang bersama keluarga besarnya karena putri keempatnya, Laras Shintya Soesatyo, juga ikut wisuda setelah menyelesaikan pendidikan Master of Business Administration dari RMIT Melbourne yang merupakan salah satu universitas terkemuka di Australia. Menurut QS World University Ranking 2023, RMIT berada di posisi 190 universitas terbaik dunia, dan peringkat ke-11 terbaik di Australia.

“Saya mengajak para alumni pendidikan tinggi luar negeri asal Indonesia mau kembali ke tanah air. Karena para alumni tersebut merupakan salah satu aset bangsa yang potensial. Jika dikelola dengan baik, kemampuan mereka dapat diarahkan untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja di Indonesia dalam berbagai bidang,” ujar Bamsoet usai mengikuti wisuda putrinya, Laras Shintya Soesatyo, di Australia, Jumat (16/12/22).

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, RMIT memiliki reputasi global untuk keunggulan dalam pendidikan profesional dan kejuruan, penelitian terapan, dan keterlibatan dengan kebutuhan industri. Disisi lain, menurut QS Best Student Cities 2018, Melbourne adalah kota mahasiswa terbaik di Australia dan kota mahasiswa terbaik ketiga di dunia.

“Tidak ada salahnya kita belajar dari Melbourne, untuk fokus mengembangkan salah satu wilayah di Indonesia, misalnya di Yogyakarta atau di Solo, sebagai Kota Pendidikan dengan beragam kampus level internasional yang memiliki kondisi sosial dan budaya yang menunjang pelajar dari berbagai negara dunia dalam menempuh pendidikan,” kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menerangkan, dari berbagai kajian terlihat bahwa lebih dari 200.000 mahasiswa internasional dari 170 negara menganggap Melbourne sebagai kampung halaman mereka, dan diterima oleh masyarakat setempat yang beragam dan toleran melalui berbagai acara dan program. Hal ini tidak lain karena warga Melbourne memiliki tingkat toleransi yang sangat tinggi sehingga membuat kondisi sosial dan ekonominya sangat stabil. Sehingga pelajar dari berbagai negara dunia nyaman menempuh pendidikan di sana.

“Mahasiswa yang menempuh pendidikan di Melbourne juga memiliki banyak kesempatan untuk bekerja sambil kuliah. Karena pelajar internasional dapat bekerja hingga 40 jam per minggu dengan visa pelajar, dan dapat bekerja penuh waktu selama liburan semester, yang berarti bisa mendapatkan pengalaman kerja di awal untuk mendapatkan pengalaman kerja di Melbourne sebelum lulus,” pungkas Bamsoet. (*)

error: Content is protected !!